TEMPO.CO, KOLOMBO - Sejumlah polisi dari satuan khusus berpatroli di ibu kota Sri Lanka kemarin setelah terjadi kekerasan sektarian terhadap usaha milik warga muslim. Pada Kamis malam, sekitar 500 orang dari kelompok militan Buddha membakar dan melemparI gerai pakaian Fashion Bug milik pengusaha muslim di Kolombo.
Televisi setempat menayangkan sejumlah biksu Buddha tengah memimpin massa untuk melempari gerai tersebut dengan batu. Selain merusak gerai, massa meneriakkan umpatan dan hinaan terhadap pemilik usaha. Massa juga mengancam para jurnalis yang hendak memberitakan insiden tersebut. Seorang kamerawan dilaporkan terluka akibat serangan massa.
Sedikitnya enam orang terluka dalam insiden tersebut. “Belum ada satu pun tersangka yang ditangkap. Tapi kami akan melakukan penyelidikan. Saat ini kepolisian telah menurunkan satuan khusus untuk berjaga di lokasi,” kata Buddhika Siriwardena, juru bicara kepolisian Sri Lanka.
Insiden ini terjadi beberapa hari setelah kelompok militan Buddha, Bodu Bala Sena, meyebarkan pesan singkat agar masyarakat mayoritas Sinhala yang beragama Buddha memboikot gerai-gerai milik umat muslim menjelang perayaan Tahun Baru Sri Lanka.
Dewan Muslim Sri Lanka khawatir ketegangan semakin meningkat setelah serangan Kamis lalu. “Situasi ini menimbulkan rasa takut di kalangan umat muslim Sri Lanka,” ujar Presiden Dewan Muslim, N.M. Ameen. “Tapi kami yakin mayoritas masyarakat tidak mendukung aktivitas mereka.”
Politikus Sri Lanka sekaligus pemeluk Islam, Azath Salley, menyayangkan tindakan pemerintah yang membiarkan penyebaran kebencian terhadap kelompok muslim selama beberapa bulan terakhir. “Kondisi sudah di luar kontrol. Seharusnya pemerintah segera bertindak dan Bodu Bala Sena harus dihentikan,” tutur Azath kepada Xinhua.
Serangan ini bukan yang pertama. Januari lalu, sebuah toko milik pengusaha muslim diserang massa kelompok militan Buddha lain, Sihala Ravaya. Massa menuntut gerai tersebut segera ditutup karena dikelola pengusaha muslim.
Jumlah penduduk muslim Sri Lanka hanya 10 persen dari total populasi sebanyak 20 juta orang. Mayoritas penduduk Sri Lanka merupakan etnis Sinhala penganut Buddha serta etnis Tamil beragama Hindu.
L CHANNEL NEWS ASIA | BBC | COLOMBO GAZETTE | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita terkait
Sri Lanka Menolak Kunjungan Kapal Selam Cina
13 Mei 2017
Sri Lanka tidak mungkin memberikan izin perbaikan kapal selam Cina, mengingat kekhawatiran India.
Baca SelengkapnyaBunuh dan Culik Jurnalis, 5 Intelijen Sri Lanka Ditangkap
21 Februari 2017
Polisi Sri Lanka menangkap lima anggota intelijen militer yang diduga membunuh editor suratkabar terkemuka negara itu dan jurnalis lainnya.
Baca SelengkapnyaUnjuk Rasa Tolak Zona Industri Investor Cina di Sri Lanka
8 Januari 2017
Unjuk rasa protes rencana pemerintah Sri Lanka membangun zona industri para investor Cina di atas lahan warga seluas 6,07 hektar.
Baca SelengkapnyaWHO Menetapkan Sri Lanka Bebas dari Malaria
5 September 2016
Sri Lanka jadi negara kedua yang bebas malaria setelah Maladewa di wilayah kerja WHO kawasan Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaTanah Longsor di Sri Lanka, 400 Orang Diperkirakan Tewas
18 Mei 2016
Hampir 400 orang dikhawatirkan tewas terkubur tanah longsor, yang dipicu hujan lebat selama tiga hari di Sri Lanka.
Baca SelengkapnyaBatu Safir Bintang Biru Terbesar Dunia Ditemukan di Sri Lanka
6 Januari 2016
Batu safir bintang biru yang ditemukan di sebuah tambang dekat Kota Ratnapura, Sri Lanka, bernilai sekitar US$ 100 juta (Rp 1,3 triliun).
Baca SelengkapnyaPemilu Sri Lanka Memanas, 1 Orang Tewas
31 Juli 2015
Tragedi itu adalah tindakan kekerasan politik besar pertama yang terjadi sebelum pemilihan anggota parlemen.
Baca SelengkapnyaSri Lanka Usir Intel India karena Campuri Politik
20 Januari 2015
Pejabat intelijen India itu diduga mendukung kampanye pemilu oposisi dari balik layar.
Baca SelengkapnyaHormati Paus, Sri Lanka Bebaskan 572 Narapidana
17 Januari 2015
572 narapidana yang ditangkap karena pelanggaran ringan.
Baca SelengkapnyaIntoleransi Memanas, Paus Fransiskus ke Sri Lanka
13 Januari 2015
Paus dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan umat lintas agama, termasuk perwakilan umat Budha yang moderat.
Baca Selengkapnya