Agen Mossad Bocorkan Nama Informannya ke Hizbullah

Reporter

Editor

Abdul Manan

Rabu, 27 Maret 2013 23:38 WIB

Makam Ben Zygier di Israel

TEMPO.CO, Canberra - Agen dinas rahasia Israel Mossad, Ben Zygier dianggap bertanggung jawab atas salah satu pelanggaran keamanan yang paling serius dalam sejarah Israel. Seperti dilaporkan Sidney Morning Herald 25 Maret 2013, pelanggaran ini berujung pada penangkapan dan pemenjaraan dua informan paling berharga Israel di Libanon.

Setelah penyelidikan berbulan-bulan yang diprakarsai oleh Fairfax Media dan diselesaikan oleh tim wartawan majalah Der Spiegel, Jerman, terungkap bahwa mata-mata kelahiran Australia yang akhirnya tewas bunuh diri itu telah dikelabui oleh permainan agen ganda yang membuatnya berakhir tragis.

Tidak dapat menanggung rasa malu atas kegagalannya, dan akan menghadapi hukuman minimal 10 tahun penjara tanpa masa depan bisa kembali ke Mossad, Zygier mengakhiri hidupnya pada 15 Desember 2010. Ia melakukan aksinya itu hanya beberapa jam setelah melakukan panggilan telepon terakhir dengan ibunya, Louise, di Melbourne.

"Zygier ingin mencapai sesuatu yang ia tidak dapatkan juga akhirnya,'' kata seorang pejabat Israel yang mengetahui penyelidikan atas kasus Zygier ini. ' Lalu ia berakhir di jalan setapak. Dia mencoba menyeberangi jalan dengan seseorang yang jauh lebih profesional daripada dia.''

Zygier direkrut Mossad pada awal tahun 2004. Ia memperoleh kewarganegaraan Israel pada pertengahan 1990-an. Tugas pertamanya dari Mossad adalah ke Eropa, untuk menyusup di perusahaan yang memiliki hubungan bisnis dengan negara-negara yang bermusuhan dengan Israel, khususnya Iran dan Suriah.

Menurut kepala eksekutif dari salah satu perusahaan yang disusupi Zygier, saat kegiatan mata-mata ini mulai terbentuk, tapi ia dianggap tak memiliki fokus. Ketika Zygier mulai bersikap gegabah terhadap klien, biaya dan bisnis penting perusahaannya, akhirnya keputusan dibuat untuk membiarkannya pergi.

Tidak dapat mencapai hasil yang diharapkan, Zygier ditarik dari lapangan dan ditugaskan di belakang meja di Tel Aviv. Ini yang dianggap sebagai pukulan psikologis yang menjadi awal dari kegagalannya.

Dalam upaya untuk meningkatkan reputasinya di tengah suasana yang sangat kompetitif di Mossad, dan ia ingin kembali ke perannya dalam operasi, Zygier memulai misi nakal tanpa memberitahu atasannya.

Tahu informasi seputar identitas seorang pria dari Eropa Timur yang dikenal dekat dengan kelompok Hizbullah di Lebanon, Zygier mengatur pertemuan dengannya menjelang akhir tahun 2008. Tujuannya adalah menjadikannya sebagai agen ganda, yang diharapkannya bisa menyampaikan informasi tentang kegiatan Hizbullah kepada Mossad.

Hanya saja, yang terjadi adalah sebaliknya. Zygier malah menjadi saluran informasi dari Tel Aviv ke markas Hizbullah di Beirut. Kontak antara keduanya berlangsung selama berbulan-bulan, dan agen dari Eropa timur itu berulang kali menuntut Zygier membuktikan kehebatannya sebagai agen Mossad. Zygier memenuhi tantangan itu dengan menyerahkan nama dua informan Israel di Lebanon, yaitu Ziad al-Homsi dan Mustafa Ali Awadeh.

Keduanya ditangkap pada musim semi tahun 2009, dan menggagalkan kesempatan Israel untuk menyerang pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Masing-masing dijatuhi hukuman 15 tahun penjara dan menjalani kerja paksa.

Saat Zygier ditangkap pada 29 Januari 2010, ia terlihat membawa compact disc berisi file intelijen yang diyakini akan diserahkan ke kontak Hizbullah-nya.

Dihadapkan dengan tuduhan bahwa ia menyampaikan informasi sensitif ke pihak musuh, Zygier mengakuinya sejak awal. Ketika negosiasi soal besaran hukuman, jaksa Israel menawarkan bahwa ia akan didakwa dengan tidak kurang dari 10 tahun penjara dengan fasilitas keamanan maksimum. Hukuman ini terbukti terlalu berat untuk ditanggung Zygier sehingga ia akhirnya mengakhiri hidupnya.

Juru bicara Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr menolak mengomentari kasus ini. ''Sesuai dengan praktek sebelumnya, kita tidak bisa mengomentari masalah-masalah intelijen,"katanya.

Pejabat pemerintah Israel juga bersikap sama. "Kami tidak berkomengtar dalam kasus itu dan kebijakan tersebut tak berubah,'' kata Mark Regev, juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Sidney Morning Herald | Abdul Manan

Berita terkait

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

31 Januari 2022

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel

Baca Selengkapnya

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

31 Mei 2018

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

29 Agustus 2017

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.

Baca Selengkapnya

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

26 Agustus 2017

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.

Baca Selengkapnya

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

15 Agustus 2017

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.

Baca Selengkapnya

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

7 Agustus 2017

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.

Baca Selengkapnya

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

26 Juli 2017

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.

Baca Selengkapnya

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

24 Juli 2017

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

14 Mei 2017

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.

Baca Selengkapnya

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

9 Mei 2017

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.

Baca Selengkapnya