RUU Perkawinan Gay di Prancis Ditolak  

Reporter

Senin, 25 Maret 2013 18:28 WIB

Aktivis antipernikahan sejenis memberikan buku kampanye mereka kepada Presiden Prancis, Francois Hollande di Paris (12/3). REUTERS/Michel Euler/Pool

TEMPO.CO, Paris - Kepolisian Prancis bentrok dengan lebih dari 300 ribu pengunjuk rasa di landmark Ibu Kota Paris, Champs-Elysees, yang menolak pembahasan Rancangan Undang-Undang Perkawinan Sejenis dan adopsi anak.

Ratusan ribu orang itu, termasuk aktivis konservatif, anak-anak, pensiunan, dan tokoh gereja, berkumpul pada Ahad, 24 Maret 2013, untuk menyatakan penolakannya atas rancangan tersebut. Bahkan di antara pemrotes banyak yang datang dari berbagai provinsi di Prancis menggunakan bus.

Prancis sebenarnya negeri yang dikenal liberal dan secara politik dikuasai oleh kelompok sosialis, namun sebagian masyarakatnya juga penganut Katolik yang taat. Merekalah yang kini menolak perkawinan gay atau lesbian.

Bulan lalu, majelis rendah parlemen Prancis menyetujui rancangan undang-undang untuk melegalkan "perkawinan bagi siapa pun" dengan dukungan mayoritas anggota parlemen. Selanjutnya, persetujuan ini akan dibahas di Senat bulan depan. Dua lembaga (majelis rendah dan tinggi) ini didominasi oleh Partai Sosialis pimpinan Presiden Francois Hollande dan aliansinya.

Sebelum diajukan ke Senat, kelompok konservatif dari Gereja Katolik dan kelompok oposisi terus-menerus menunjukkan perlawanannya dalam beberapa bulan ini. Aksi mereka juga didukung oleh aktivis lainnya saat akan dilakukan perdebatan di Senat, Ahad, 24 Maret 2013.

Beberapa jam sebelumnya, aksi mereka tampak damai. Namun, tak lama kemudian, seperti ada tiupan angin kencang, sekitar 100 pemuda mencoba menekan barikade polisi masuk ke dalam Champs-Elysees.

Aksi ini disambut petugas kepolisian dengan tembakan gas air mata dan pentungan terhadap para pemuda untuk memaksa mereka mundur. Unjuk rasa bukannya pudar, justru kian menjalar. Ribuan demonstran lainnya juga berusaha menutup jalan-jalan utama menuju Istana Presiden, Elysee Palace.

Polisi seperti kewalahan menghadapi pengunjuk rasa yang kian brutal, sehingga aparat menembakkan gas air mata lebih banyak lagi, namun tetap tak sanggup menghalau massa menguasai jalan-jalan utama. "Hollande Turun!" demonstran berteriak sebelum mereka menyanyikan lagu kebangsaan Prancis La Marseillaise.

Bagi sejumlah orang, unjuk rasa ini sebagai bentuk kemarahan dan kekecewaaan mereka terhadap Presiden Hollande. Seorang pejabat di markas kepolisian Prancis yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan, dalam aksi tersebut mereka menahan dua orang dan tidak ada yang cedera.

Siaran televisi Prancis menampilkan gambar-gambar bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa, termasuk tembakan gas air mata petugas terhadap sekelompok demonstran yang mengenakan pakaian pink dan meneriakkan slogan anti-Hollande.

Di Prancis, kelompok penentang gay kerap mengenakan pakaian pink. Menurut taksiran polisi, unjuk rasa Ahad diikuti sedikitnya 300 ribu orang. Unjuk rasa ini merupakan yang kedua kalinya pada tahun ini, setalah aksi serupa pada Januari 2013.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Berita Terpopuler:
Penyerbuan LP Cebongan Bermula dari Saling Pandang

Operasi Buntut Kuda Penjara Cebongan Sleman

Lihat Teman Satu Sel Didor, Napi Cebongan Trauma

Ini Kronologi Penyerbuan Cebongan Versi Kontras

Tak Ada Kudeta, Hanya Pembagian Sembako

Berita terkait

Anak Penderita Lumpuh Sekarat Digigit Tikus, 225 Luka Ditemukan  

10 September 2017

Anak Penderita Lumpuh Sekarat Digigit Tikus, 225 Luka Ditemukan  

Pengalaman tragis seorang anak yang menderita lumpuh dikeroyok tikus hingga ditemukan 225 luka di tubuhnya.

Baca Selengkapnya

Paris Pertama Kali Sediakan Taman Bersantai untuk Kaum Nudis  

31 Agustus 2017

Paris Pertama Kali Sediakan Taman Bersantai untuk Kaum Nudis  

Kota Paris untuk pertama kali membuat ruang bersantai kaum nudis, orang-orang yang hidup tanpa busana atau telanjang, di taman Bois de Vincennes.

Baca Selengkapnya

Mobil Menyeruduk Halte Bus di Marseille, Prancis Tewaskan 1 Orang

21 Agustus 2017

Mobil Menyeruduk Halte Bus di Marseille, Prancis Tewaskan 1 Orang

Seorang pria dengan mengendarai mobil curian menyeruduk halte bus di Marseille, Prancis pagi hari ini yang menewaskan satu wanita.

Baca Selengkapnya

Prancis Tangkap Seorang Pria Terduga Penabrak 6 Tentara

10 Agustus 2017

Prancis Tangkap Seorang Pria Terduga Penabrak 6 Tentara

Perdana Menteri Edouard Philippe menegaskan bahwa orang yang ditangkap adalah orang yang sama yang melakukan serangan tersebut

Baca Selengkapnya

Warga Prancis Tolak Status Ibu Negara untuk Istri Emmanuel Macron

8 Agustus 2017

Warga Prancis Tolak Status Ibu Negara untuk Istri Emmanuel Macron

Petisi penolakan menuntut agar tidak ada dana publik yang disisihkan untuk posisi ibu negara bagi Briggite, istri Emmanuel Macron

Baca Selengkapnya

Berselisih Dengan Macron, Panglima Militer Prancis Mundur

20 Juli 2017

Berselisih Dengan Macron, Panglima Militer Prancis Mundur

Panglima militer Prancis mengumumkan pengunduran dirinya setelah dikecam Presiden Emmanuel Macron karena memprotes pemotongan anggaran militer

Baca Selengkapnya

Istri Emmanuel Macron Buktikan Kalau Umur itu Sekadar Angka

10 Juli 2017

Istri Emmanuel Macron Buktikan Kalau Umur itu Sekadar Angka

Penampilan istri Presiden Prancis Emmanuel Macron, Brigitte Macron memilih busana yang membuatnya tampak lebih muda dan enegik.

Baca Selengkapnya

Sopir Bus di Prancis Kenakan Rok Hadapi Cuaca Panas Esktrem

23 Juni 2017

Sopir Bus di Prancis Kenakan Rok Hadapi Cuaca Panas Esktrem

Sopir bus di Prancis mulai mengenakan rok untuk menghadapi suhu yang panas ekstrem.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Paris Sambut Presiden Macron di Arc de Triomphe

14 Mei 2017

Ribuan Warga Paris Sambut Presiden Macron di Arc de Triomphe

Ribuan warga Prancis memadati Jalan Champ Elysee untuk menyaksikan presiden baru Emmanuel Macron, yang akan menuju monumen Arc de Triomphe, Paris.

Baca Selengkapnya

Macron Dilantik Jadi Presiden Prancis, Paris Dijaga Ketat  

14 Mei 2017

Macron Dilantik Jadi Presiden Prancis, Paris Dijaga Ketat  

Selama Hollande memerintah lima tahun, pertumbuhan ekonomi Prancis lamban.

Baca Selengkapnya