Australia Mohon Maaf Atas Program Adopsi Paksa  

Reporter

Kamis, 21 Maret 2013 19:10 WIB

Perdana Menteri Australia Julia Gillard. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Canberra — Pemerintah Australia kemarin secara resmi meminta maaf kepada ribuan ibu tunggal yang terpaksa berpisah dari bayi mereka akibat program adopsi paksa selama periode 1930-1982.

“Kami meminta maaf kepada Anda, para ibu yang dikhianati oleh sistem dan dimanipulasi agar menyerahkan bayi. Ucapan maaf ini juga karena negara tidak menghargai hak para ibu untuk mengasuh anak Anda sendiri,” kata Perdana Menteri Australia Julia Gillard di hadapan parlemen.

Isak tangis pun pecah dari 800 ibu yang menjadi korban kebrutalan sistem pemerintahan yang konservatif saat itu. Mereka yang sengaja hadir di Gedung Parlemen Australia kemudian bertepuk tangan sambil berdiri setelah mendengar pernyataan Gillard itu.

Dalam kesempatan tersebut, Gillard juga menyampaikan komitmen pemerintah untuk membayarkan kompensasi senilai A$ 5 juta atau Rp 50,6 miliar. Dana ini digunakan untuk memberikan bantuan dan dukungan bagi para ibu yang terdampak kebijakan brutal itu serta membantu anak-anak dalam program adopsi paksa untuk mencari ibu kandung mereka.

Permintaan maaf pemerintah federal Australia ini diutarakan berdasarkan rekomendasi komite khusus yang dibentuk Senat tahun lalu.

Sejarah kelam Australia ini dikenal sebagai era White Stolen Generation. Dalam lima dekade terakhir, sekitar 250 ribu bayi dipisahkan secara paksa dari ibunya yang tidak menikah. Para ibu yang sebagian besar saat itu masih berusia remaja ditipu, dipaksa, bahkan diancam untuk menyerahkan bayi mereka kepada pasangan menikah.

Rumah sakit yang dikelola yayasan Katolik Australia sebelumnya telah mengumumkan permohonan maaf pada 2011. Yayasan Kesehatan Katolik Australia, salah satu penyedia layanan rumah sakit terbesar di Benua Kanguru, mengakui tindakan itu sangat biasa terjadi pada masa tersebut.

Penyelidikan Komite Senat menemukan bahwa para ibu kerap dipaksa ataupun ditipu untuk meneken surat persetujuan adopsi. Bahkan ada beberapa ibu yang dibius agar tidak merebut kembali bayinya. Bayi-bayi yang diadopsi paksa sebagian besar tidak pernah diperlihatkan kepada ibu kandungnya.

Tragedi ini menjadi perhatian nasional setelah Pemerintah Negara Bagian Western Australia menjadi yang pertama meminta maaf secara resmi kepada ibu dan anak yang menjadi korban program kejam itu. “Saya meminta maaf kepada para ibu, anak-anak mereka, dan keluarga yang terdampak praktek keji ini,” ujar Colin Barnett, Menteri Utama Western Australia.

AP | ASIAONE | BBC | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita Terpopuler:
Mengapa Ibas Laporkan Yulianis ke Polisi

Ramai-ramai Patok 'Kebun Binatang' Djoko Susilo

Enam Pernyataan Soal Ibas dan Yulianis

Sakit Hati, Tersangka D Bunuh Bos Servis Komputer

Jokowi Tak Persoalkan Hengkangnya 90 Perusahaan

Pengganti Pramono Edhie di Tangan Presiden

Berita terkait

Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

9 November 2018

Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.

Baca Selengkapnya

Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

9 November 2018

Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.

Baca Selengkapnya

Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

2 Agustus 2017

Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.

Baca Selengkapnya

Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

1 Agustus 2017

Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.

Baca Selengkapnya

Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

1 Agustus 2017

Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.

Baca Selengkapnya

4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

1 Agustus 2017

4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.

Baca Selengkapnya

Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

12 Juni 2017

Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.

Baca Selengkapnya

Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

17 Mei 2015

Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.

Baca Selengkapnya

Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

16 Maret 2015

Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Baca Selengkapnya

ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

9 Maret 2015

ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.

Baca Selengkapnya