TEMPO.CO, Atena - Gelandang AEK Yunani, Giorgos Katidis, meminta maaf atas hormat ala Nazi yang dilakukannya untuk merayakan kemenangan timnya. Tindakannya menuai hukuman berupa larangan seumur hidup bermain di semua tim nasional oleh Federasi Sepak Bola Yunani pada hari Minggu, 17 Maret 2013.
Mantan kapten tim U-19 Yunani itu membuat gerakan dalam merayakan gol kemenangan 2-1 atas Veria dalam Liga Super pada hari Sabtu.
"Saya ingin mengakui bahwa tindakan saya benar-benar tidak dapat diterima dan saya bisa mengerti mereka marah dengan kebodohan tindakan saya," kata Katidis dalam sebuah pernyataan.
"Saya membuat kesalahan sehingga saya akan menjadi orang yang akan membayar untuk itu. AEK tidak bertanggung jawab. Jadi itulah mengapa saya telah memutuskan untuk keluar dari tim karena saya sekarang menyadari betapa saya telah menyinggung sejarah klub," katanya.
Ia juga menyatakan mengerti sepenuhnya atas keputusan yang dibuat oleh Federasi Sepak Bola Yunani. Katidis dalam pernyataan itu kembali menegaskan dirinya bukan seorang fasis atau rasisme.
"Sayangnya, saya tidak bisa memutar waktu kembali. Tapi saya ingin menjelaskan bahwa saya bukan fasis atau neo-Nazi atau rasisme. Saya memiliki saudara tiri dari Puerto Rico, dan semua keluarga saya berasal dari Laut Hitam dan memiliki pengalaman terburuk terkait rasisme," katanya.
AEK telah meminta Katidis untuk menjelaskan kepada publik atas tindakannya itu, dan akan memutuskan masa depannya pada pertemuan dewan pekan depan.
Ia dikritik oleh partai-partai politik dan penggemarnya di Twitter dan Facebook, menyusul insiden di Stadion Olimpiade Athena. Ia melakukan salut Nazi pada hari yang kebetulan bertepatan dengan peringatan 70 tahun deportasi Yahudi Yunani di kamp-kamp konsentrasi Nazi dalam Perang Dunia II.
"Tindakan pemain untuk memberi hormat kepada penonton dengan cara Nazi adalah sebuah provokasi yang parah, penghinaan terhadap semua korban kebinatangan Nazi, dan melukai pasifisme mendalam dan karakter manusia dari permainan," kata Federasi Yunani (EPO) dalam sebuah pernyataan.
REUTERS | TRIP B
Berita Terpopuler:
Kericuhan Warnai Kongres Luar Biasa PSSI
La Nyalla Jadi Wakil Ketua Umum PSSI
Kongres Luar Biasa PSSI Agendakan KPSI Bubar
Hormat Nazi, Pemain Ini Dilarang Tampil di Timnas
Hasil Kongres Luar Biasa PSSI Hari Ini
Berita terkait
Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena
23 Februari 2024
Aksi petani dan peternak di Yunani dalam rangkaian demonstrasi besar selama 2 hari menyuarakan tentang kesejahteraan mereka yang belum terjamin.
Baca SelengkapnyaPertama Kali, Presiden Yunanai Mengunjungi Turki
22 Mei 2017
Presiden Pavlopoulos akan mengunjungi Ecumenical Patriarchate, gereja ortodoks di Istanbul.
Baca SelengkapnyaKereta Api Menabrak Rumah di Yunani, 3 Tewas
14 Mei 2017
Belum diketahui penyebab kereta api keluar dari rel.
Baca SelengkapnyaYunani: Turki Berharap Tentaranya Diekstradisi
25 Februari 2017
Delapan anggota militer Turki terbang ke Yunani dengan helikopter pada 2016 usai gagal melancarkan kudeta terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Baca SelengkapnyaBom 226 Kg Ditemukan, 75 Ribu Warga Yunani Dievakuasi
12 Februari 2017
Sekitar 75 ribu penduduk Thessaloniki, kota terbesar kedua Yunani mulai dievakuasi setelah ditemukan bom sebesar 226 kilogram.
Baca SelengkapnyaYunani Batalkan Ekstradisi Tersangka Kudeta ke Turki
27 Januari 2017
Mahkamah Agung Yunani membatalkan keputusan ekstradisi delapan anggota Angkatan Udara Turki yang diduga terlibat kudeta gagal Juli 2016.
Baca SelengkapnyaMusim Salju di Eropa, PBB Khawatirkan Nasib Pengungsi
13 Januari 2017
"Jumlah korban meninggal untuk tahun ini mencapai 27 orang," katanya.
Duh, Anonymous Retas Semua Bank Sentral dalam 30 Hari
4 Mei 2016
Anonymous, kelompok peretas, menyerang sistem komputerisasi bank sentral Yunani kemarin, 3 Mei 2016.
Baca SelengkapnyaDua Pengungsi Idomeni di Yunani Membakar Diri
23 Maret 2016
Dua pengungsi yang tinggal di kamp Idomeni, Yunani, membakar diri sendiri saat berlangsung protes pengungsi.
Baca SelengkapnyaKamp Pengungsi Timteng 'Idomeni' Lebih Buruk daripada Kamp Nazi
20 Maret 2016
Kondisi kamp Idomeni, kata Kouroublis, sangat kumuh dan tidak layak huni serta begitu menyedihkan bagi pengungsi dari Suriah dan Irak.
Baca Selengkapnya