TEMPO.CO, New York - Departemen Keuangan Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap Bank Perdagangan Luar Negeri Korea Utara. Menurut penasehat keamanan nasional Presiden Barack Obama, Tom Donilon, sanksi terhadap badan devisa utama Korea Utara itu terkait perannya dalam mendukung program senjata pemusnah massal Pyongyang.
Dalam pidato kepada Komunitas Asia di New York, Senin, 11 Maret 2013, Donilon juga mengatakan seharusnya Cina tidak melakukan "bisnis seperti biasa" dengan Korea Utara di saat Pyongyang mengancam tetangganya.
"Amerika Serikat tidak akan menerima Korea Utara sebagai negara nuklir," kata Donilon dalam sambutannya. "Kami juga tidak akan diam saja sementara negara itu berusaha untuk mengembangkan rudal bersenjata nuklir yang dapat menargetkan Amerika Serikat."
Donilon mengatakan, Washington bersedia untuk bernegosiasi dengan Korea Utara. Akan tetapi, kata dia, negara itu harus terlebih dahulu mengambil "langkah-langkah berarti" untuk memenuhi kewajiban seperti diminta dunia internasional.
PBB sudah menjatuhkan sanksi baru terhadap Korea Utara, pekan lalu, akibat ujicoba nuklirnya yang ketiga pada 12 Februari lalu. Sanksinya meliputi larangan bagi pejabatnya untuk mengimpor barang mewah serta embargo perdagangan senjata yang terkait dengan pengembangan teknologi nuklir.
Bukannya mematuhi sanksi baru, Korea Utara justru mengancam akan menyerang dengan senjat anuklir kepada Amerika Serikat dan sekutunya karena telah menggalang resolusi baru tersebut.