Pendukung Partai Islam moderat, Partai Ennahda bersuka ria, setelah partai tersebut mengklaim telah menang dalam pemilu di Tunis, Tunisia (25/10). AP/Benjamin Girette
TEMPO.CO, Tunis - Partai berkuasa Tunisa dari kelompok Islam, Ennahda, Kamis, 7 Februari 2013, menolak usulan Perdana Menteri Hamdi Jebali yang akan merombak susunan kabinet dan diisi dengan para teknokrat. Perombakan ini dimaksudkan untuk meredam situasi menyusul kematian tokoh oposisi, Chokri Belaid.
"Perdana Menteri tidak (perlu) meminta pendapat dari partainya," ujar Abdelhamid Jelassi, Wakil Presiden. "Kami di Ennahda yakin bahwa Tunisia, sekarang ini, membutuhkan sebuah pemerintahan politik. Kami akan melanjutkan pembicaraan dengan partai-partai lain mengenai pembentukan sebuah pemerintahan koalisi."
Jebali, Rabu, 6 Februari 2012, mengumumkan, dia akan mengurangi peran Islam dalam pemerintahan setelah tokoh politik oposisi sekuler, Chokri Belaid, tewas ditembak di luar kediamannya di Tunis. Kematian pria berkumis ini menimbulkan unjuk rasa luas di jalan-jalan utama negara.
Sekitar 100 orang, Rabu tengah malam waktu setempat, 6 Februari 2013, dalam kondisi suhu dingin, berkumpul di Montreal untuk mengekspresikan kepedihan atas kematian pemimpin oposisi Tunisia, Chokri Belaid.
Hampir seluruh peserta unjuk rasa adalah kaum muda. Mereka membawa lilin dan sebagian dari mereka membungkus dirinya dengan bendera Tunisia di tengah-tengah cuaca dingin membeku.
Belaid, yang akan dimakamkan pada Jumat, 8 Februari 2013, usai salat Jumat, dikenal sebagai seorang populis dengan ikon kumis hitam.
Seorang pengacara yang berbicara dengan aksen kelas pekerja di barat laut Tunisia, mengatakan, dia merupakan pejuang hak asasi manusia yang pernah mendekam dalam penjara di masa pemerintahan Ben Ali dan mantan Presiden Habib Baourguiba. Kematiannya mendorong aksi protes di seluruh Tunisia dan penyerangan terhadap kantor partai Islam berkuasa, Ennahda.
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
6 hari lalu
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
9 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.