TEMPO.CO, Tunis - Perdana Menteri Tunisia, Hamadi Jebali, mengatakan dia akan mengurangi peran Islam dalam pemerintahannya dan membentuk pemerintahan baru menyusul tewasnya tokoh oposisi sekuler Shokri Belaid di depan kediamannya.
Pernyataan Jebali ini diumumkan dalam sebuah pidato secara nasional, Rabu, 6 Februari 2013. Menurut Jebali, dia akan membentuk kabinet teknokrat untuk mengendalikan negara hingga pemilihan umum mendatang.
"Setelah gagal bernegosiasi dengan sejumlah partai soal reshuffle kabinet, saya memutuskan membentuk pemerintahan teknokrat," kata Jebali. Dia menambahkan, beberapa menteri-menteri sudah tidak menjabat lagi, tetapi pemilu bakal segera digelar secepat mungkin."
Seorang sumber mengatakan kepada kantor berita Reuters, keputusan Jebali itu diambil secara pribadi untuk kepentingan negara terkait dengan tewasnya Belaid, pemimpin partai Patriot Demokratik yang tewas pada Rabu, 6 Februari 2013, saat meninggalkan rumahnya.
Belaid tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit di pinggiran Tunis karena menderita luka serius akibat ditembak orang tak dikenal. Kematian Belaid ini dibenarkan oleh saudara laki-lakinya.
Menyusul kabar kematian Belaid, kekerasan dan unjuk rasa pecah di jalan-jalan Tunis. Koresponden Al Jazeera di Tunis, Ahmed Janabi, melaporkan bahwa bentrok kekerasan melibatkan antara pendukung Belaid dengan kepoisian di sepanjang jalan utama Habib Borguiba Avenue. Aparat kepolisian menggunakan gas air mata dan pentungan untuk membubarkan pengunjuk rasa. Sebagian dari mereka ditahan. Pada upacara pemakaman Belaid, pendukungnya meneriakkan kalimat, "Rakyat ingin rezim turun" di sekitar ambulans yang membawa Belaid ke liang lahat.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler:
Indonesia Disebut Terlibat Program Rahasia CIA
Acungkan Jari Tengah, Pramugari Dipecat
Ahmadinejad Dilempar Sepatu di Masjid Mesir
Gara-gara Coca Cola, Puluhan Gigi Pria Ini Hancur
Terbukti Plagiat, Gelar Doktor Menteri Dicopot
Gempa 8 Skala Richter Guncang Kepulauan Solomon
Pasangan Gay Pendiri Facebook Melaju ke Kongres
Berita terkait
Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah
2 hari lalu
Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI
Baca SelengkapnyaHadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal
4 hari lalu
McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
5 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaEkonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS
6 hari lalu
Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.
Baca SelengkapnyaTerkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara
7 hari lalu
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
8 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.
Baca SelengkapnyaHarga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda
10 hari lalu
Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.
Baca SelengkapnyaEkonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan
11 hari lalu
Rupiah saat ini sedang menghadapi tekanan mata uang yang sangat besar dan lonjakan arus keluar modal.
Baca SelengkapnyaKonflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM
11 hari lalu
PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.
Baca SelengkapnyaEkonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK
12 hari lalu
Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.
Baca Selengkapnya