Pengakuan tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Pancis, Jean-Yves Le Drian, Rabu, 6 Januari 2013. Menurutnya, intervensi militer hari ke-26 Prancis ke Mali telah menewaskan "ratusan pemberontak", baik melalui gempuran udara maupun serangan darat, di kawasan pegunungan terpencil dekat perbatasan Aljazair.
Menteri Pertahanan mengatakan, para pejuang tewas akibat serangan jet tempur Prancis terhadap kendaran transportasi pejuang serta dalam pertempuran langsung di Konna dan Gao.
Satunya-satunya korban tewas dari pihak Prancis adalah seorang pilot helikopter saat dimulainya operasi serangan militer. Mali mengatakan, mereka kehilangan 11 serdadu dan 60 lainnya cedera setelah terjadi pertempuran di Konna bulan lalu. Tetapi belum ada informasi terbaru mengenai jumlah korban susulan.
Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, mengatakan kepada koran Metro dalam sebuah wawancara, Prancis sepertinya akan menarik seluruh pasukannya pada Maret 2013.
Prancis mengerahkan sekitar 4.000 pasukan ke Mali, negeri bekas jajahannya, untuk mengusir para pemberontak dari kawasan Utara yang mereka kuasai. Selanjutnya keamanan wilayah itu diserahkan kepada aliansi pasukan Afrika.
Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali
21 November 2015
Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali
Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.