Kelompok Kiri Turki Serang Kedubes AS  

Reporter

Editor

Natalia Santi

Minggu, 3 Februari 2013 16:04 WIB

Kantor Kedutaan Amerika Serikat di Ankara, Turki, yang dibom (2/1). REUTERS/Yavuz Ozden/Milliyet Daily Newspaper/Handout

TEMPO.CO, Istanbul - Kelompok kiri Turki yang menuding Washington memperbudak negerinya meledakkan bom bunuh diri di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Ankara. Ecevit Sanli, anggota Tentara Pembebasan Rakyat Revolusioner (DHKP-C) meledakkan dirinya di gerbang Kedubes AS, Jumat.


Dalam ledakan itu, seorang petugas keamanan asal Turki tewas. Kelompok DHKP-C tercatat sebagai kelompok teroris anti-AS dan pemerintah Turki. Mereka memposting pernyataan di Internet yang menuding Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan sebagai ‘boneka ‘ AS.


“Amerika pembunuh! Kamu tidak dapat kabur dari kemarahan rakyat,” kata situs “Rakyat Menangis”. Di sebelah foto Sanli mengenakan baret hitam dan pakaian ala militer berikat pinggangkan bom.


Situs juga memperingatkan PM Erdogan sebagai target.


Turki merupakan sekutu penting AS di Timur Tengah, dengan kepentingan yang sama, mulai dari ketersediaan energy hingga konterterorisme. Kelompok kiri termasuk DHKP-C menentang keras pengaruh AS yang dianggap sebagai penjajah terhadap negeri mereka.


Advertising
Advertising

Tes DNA mengkonfirmasikan Sanli sebagai pelaku bom bunuh diri, kata kantor Gubernur Ankara. Disebutkan Sanli kabur dari Turki satu dekade lalu dan dicari-cari pemerintah.


Lahir tahun 1973 di kota pelabuhan Laut Hitam, Ordu, Sanli dipenjarakan tahun 1997 karena menyerang pos polisi dan seorang staf akademi militer di Istanbul. Hukumannya ditangguhkan setelah jatuh sakit akibat mogok makan. Sejak itu tidak pernah dipenjarakan lagi.


Setelah dijatuhi hukuman seumur hidup 2002, Sanli kabur dari Turki. Menteri Dalam Negeri U mamer Guler mengatakan dia masuk kembali ke Turki dengan dokumen palsu.


Erdogan yang menyatakan DHKP-C bertanggung jawab beberapa jam setelah serangan mengadakan pertemuan dengan menteri dalam negeri, menteri luar negeri, panglima angkatan bersenjata dan kepala keamanan negara di Istanbul, Sabtu.


Tiga orang ditahan di Istanbul dan Ankara terkait dengan serangan itu. Gedung Putih mengutuk serangan sebagai tindakan terror. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa menyebutnya sebagai tindakan keji.


Dalam pernyataannya DHKP-C meminta Washington memindahkan rudal Patriot, yang akan beroperasi mulai Senin sebagai bagian dari sistem pertahanan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dari Turki. Rudal itu ditempatkan bersama sistem dari Jerman dan Belanda untuk menjaga Turki, dari kemungkinan merembetnya perang di Suriah.


REUTERS | NATALIA SANTI

Berita terkait

Eks Menteri Turki Dirikan Partai untuk Hadang Erdogan

26 Oktober 2017

Eks Menteri Turki Dirikan Partai untuk Hadang Erdogan

Eks Menteri Dalam Negeri Turki, Meral Aksener dirikan partai baru untuk geser Erdogan dari kursi kepresidenan dalam pemilihan presiden mendatang.

Baca Selengkapnya

Erdogan Ganti Komandan Militer Darat, Udara dan Laut Turki

4 Agustus 2017

Erdogan Ganti Komandan Militer Darat, Udara dan Laut Turki

Perubahan besar di tubuh militer Turki ini dilakukan setelah percobaan kudeta yang gagal lebih dari setahun lalu.

Baca Selengkapnya

Lagi, Turki Perpanjang Masa Darurat untuk Tiga Bulan

18 Juli 2017

Lagi, Turki Perpanjang Masa Darurat untuk Tiga Bulan

Turki memperpanjang masa darurat untuk keempat kalinya

Baca Selengkapnya

Pemerintah Erdogan Tangkap Direktur Amnesty International Turki

7 Juli 2017

Pemerintah Erdogan Tangkap Direktur Amnesty International Turki

Aparat Turki menangkap Direktur Amnesty International Turki, Idil Eser, atas dugaan memiliki hubungan dengan jaringan Fethullah Gulen

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Erdogan Sepakati Kerja Sama Antiteror dan Persenjataan

7 Juli 2017

Jokowi dan Erdogan Sepakati Kerja Sama Antiteror dan Persenjataan

Presiden Erdogan menyambut baik pernyataan Jokowi dan menekankan pentingnya pencegahan limpahan teroris ISIS ke negara lain.

Baca Selengkapnya

Terkait Kudeta Gagal, Turki Adili Jurnalis Kenamaan

19 Juni 2017

Terkait Kudeta Gagal, Turki Adili Jurnalis Kenamaan

Turki mengadili 17 orang yang sebagain besar merupakan jurnalis kenamaan karena dituding terlibat dalam kudeta gagal pada Juli 2016.

Baca Selengkapnya

Paspamres Terancam Ditangkap, Erdogan Kecam Amerika Serikat  

16 Juni 2017

Paspamres Terancam Ditangkap, Erdogan Kecam Amerika Serikat  

Erdogan memprotes Amerika Serikat yang dilaporkan mengeluarkan surat penangkapan terhadap Pasmpamres pelaku pemukulan.

Baca Selengkapnya

Gebuki Demonstran di AS, Paspampres Erdogan Terancam Ditangkap

16 Juni 2017

Gebuki Demonstran di AS, Paspampres Erdogan Terancam Ditangkap

AS mengelurkan surat penangkapan terhadap 12 paspampres Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan karena memukuli demonstran di Washington

Baca Selengkapnya

Terkait Gulen, Penasehat Perdana Menteri Turki Ditahan

3 Juni 2017

Terkait Gulen, Penasehat Perdana Menteri Turki Ditahan

Diduga memiliki hubungan dengan ulama Fethullah Gulen yang didakwa berada di balik kudeta Juli 2016.

Baca Selengkapnya

Setelah Topan Yolanda, Turki Bangun Masjid di Filipina

2 Juni 2017

Setelah Topan Yolanda, Turki Bangun Masjid di Filipina

TDV menghabiskan dana sekitar Rp 13 miliar, termasuk untuk pembangunan masjid di tiga kawasan di Kota Ormoc.

Baca Selengkapnya