TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat siap untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan Iran terkait ambisi nuklirnya. Namun menurut Wakil Presiden Joe Biden, hal ini hanya mungkin jika Teheran menunjukkan keseriusannya. "Washington tidak akan terlibat dalam pembicaraan tersebut hanya untuk latihan," ujarnya.
Biden mengatakan dalam konferensi keamanan internasional bahwa "masih ada waktu, masih ada ruang untuk diplomasi". Namun dia tidak menentukan kapan hal itu akan dilakukan. "Bola ada di tangan Iran untuk menunjukkan itikad baik bernegosiasi," katanya.
Ditanya kapan dialog akan dilakukan, Biden menjawab, "Ketika pemimpin Iran, pemimpin tertinggi (Ayatollah Ali Khamenei, red), bersikap serius."
Iran bersikeras program nuklirnya bukan untuk tujuan militer, melainkan untuk kepentingan sipil. Namun, AS dan sekutunya berkeras hal sebaliknya.
Pernyataan Biden disambut positif dunia internasional. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, yang negaranya adalah pemain kunci dalam perundingan enam negara soal Iran, menyatakan dukungannya atas pernyataan Biden. Ia mengatakan perlunya insentif secara jelas yang ditunjukkan pada Iran. "Kita harus meyakinkan Iran bahwa itu bukan tentang perubahan rezim," katanya.
Sementara Jerman menyatakan Iran harus segera menanggapi itikad baik AS. "Iran seharusnya tidak menunggu lebih lama lagi untuk menanggapi kesediaan Wakil Presiden AS Joe Biden untuk mengadakan perundingan substansial mengenai program nuklirnya," kata Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle. Dia menambahkan bahwa 2013 akan menjadi "penentu" bagi harapan solusi diplomatik menyangkut program nuklir Iran.
"Dari sudut pandang kami, mengumumkan perluasan percepatan pengayaan uranium di Iran adalah sinyal yang salah," kata Westerwelle.
AP | TRIP B
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya