Seorang gadis India menyalakan lilin untuk mengenang kematian mahasiswi korban pemerkosaan bergerombol dalam aksi protes di New Delhi, India, Kamis (3/1). Gelombang unjuk rasa melanda India menuntut kasus pemerkosaan ini diusut hingga tuntas dan para pelaku dihukum mati. Selain itu warga India juga mengkampanyekan perlindungan yang lebih baik bagi kaum perempuan. AP Photo/Altaf Qadri
TEMPO.CO, India -- Ayah dari perempuan korban pemerkosaan di India kini buka suara. Dalam wawancara dengan media massa yang terbit pada Minggu, 6 Januari 2013, sang ayah meminta agar nama putrinya dipublikasikan. Soalnya, ia ingin si anak menjadi inspirasi bagi korban kekerasan seksual lainnya.
"Kami ingin dunia tahu nama aslinya," kata sang ayah pada Sunday People, yang dikutip situs berita Reuters.
Sang bapak mengatakan, anaknya sama sekali tidak berbuat salah. Karena itu, si ayah tak merasa malu bila nama anaknya terungkap.
"Saya bangga pada dia," kata sang ayah. "Pengungkapan namanya bakal memberikan keberanian bagi perempuan lain yang selamat dari kasus pemerkosaan."
Tidak hanya itu, sang ayah juga meminta putrinya dijadikan sebagai nama undang-undang kejahatan seks guna menghormati sang anak. Dan sesuai persetujuannya, nama sang ayah dan mendiang anaknya dicetak dalam artikel Sunday People.
"Namun, atas permintaan keluarga, foto mereka tidak dimuat," tulis Reuters. "Dan, sesuai larangan pemerintah India, Reuters pun tidak mencantumkan nama keduanya."
Ketika memperkosa, pelaku sempat menggunakan benda berupa logam. Akibatnya, korban menderita luka hingga mengenai usus. Terus mengalami kritis di rumah sakit di India, perempuan itu diterbangkan ke Singapura, 26 Desember 2012. Namun ia tak mampu bertahan dan meninggal pada Sabtu, 29 Desember 2012. Peristiwa ini memicu gelombang unjuk rasa memprotes pemerkosaan tersebut.