TEMPO.CO, New York - Polisi di New York telah menangkap seorang wanita sehubungan dengan kematian seorang pria India yang didorong dari kereta bawah tanah. Jaksa mengatakan Erika Menendez, 31 tahun, didakwa dengan pembunuhan tingkat dua sebagai kejahatan rasial.
Dia mengatakan membenci umat Hindu dan Muslim.
Korban, 46 tahun Sunando Sen, berasal dari India. Saksi mata mengatakan, dia tengah berdiri di peron stasiun kereta bawah tanah Queens ketika seorang wanita mendorongnya ke jalur lintasan kereta.
Jaksa mengatakan dalam sebuah pernyataan Menendez, berasal dari Bronx, mengakui mendorong korban. "Saya mendorong seorang Muslim dari rel kereta api karena aku benci Hindu dan Muslim sejak 2001 ketika mereka meruntuhkan menara kembar," katanya.
Korban diduga didorong dari belakang dan tidak punya kesempatan untuk membela diri. "Pernyataan kebencian yang diduga dibuat oleh terdakwa dan tindakan yang dilakukannya tidak dapat ditoleransi oleh masyarakat yang beradab," katanya.
Ini bukan kasus pertama pendorongan di stasiun kereta yang berujung kematian. Seorang tunawisma, Naeem Davis, telah dituduh melakukan pembunuhan setelah diduga mendorong penumpang di stasiun kereta bawah tanah Times Square pada awal Desember.
Walikota New York, Michael Bloomberg, mengatakan serangan seperti itu jarang terjadi. "Anda bisa mengatakan kasus ini hanya dua dari tiga atau empat juta orang yang naik kereta bawah tanah setiap hari, tapi dua adalah terlalu banyak," katanya dalam konferensi pers.
AP | TRIP B
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya