TEMPO.CO, Bannu - Sedikitnya delapan orang dilaporkan meregang nyawa, termasuk tiga polisi, menyusul sebuah serangan bunuh diri ke sebuah kantor polisi di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, dekat perbatasan Afganistan.
Para penyerang, menurut sejumlah saksi, menenteng senjata berat dilengkapi rompi bunuh diri, senjata api, granat, dan selanjutnya menyerang kantor polisi dengan roket di Kaki, 13 kilometer sebelah selatan Kota Bannu, beberapa menit usai salat subuh, Senin, 10 Desember 2012.
Polisi mengatakan, serangan yang berlangsung selama sejam itu menghancurkan kantor polisi, di dekat masjid, rumah, dan tiga toko. Dua di antara pelaku penyerangan meledakkan diri selama bentrokan senjata dengan aparat berlangsung, sedangkan penyerang ketiga melarikan diri.
"Tiga militan menyerang kantor polisi Kaki. Mereka membunuh tiga polisi dan dua warga sipil," kata Mian Iftikhar Hussain, Menteri Penerangan untuk Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Senin. Sedangkan petugas rumah sakit menambahkan, beberapa warga sipil lainnya meninggal dunia setelah mengalami luka parah.
Faksi Tehreek-e-Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka mengatakan, gempuran itu merupakan bentuk balas dendam atas pembunuhan yang dilakukan oleh polisi terhadap keponakan pendiri Tehreek-e-Taliban sekaligus panglima perang Baitullah Mehsud yang tewas dalam sebuah serangan pesawat tanpa awak Amerika Serikat pada 2009.
"Kami akan melanjutkan serangan melawan pemerintah sekuler," kata juru bicara Ehsanullah Ehsan kepada kantor berita AFP melalui telepon dari lokasi yang dirahasiakan.
Keponakan Mehsud adalah seorang komandan Taliban yang tewas ditembak oleh polisi di Bannu, bulan lalu, kata polisi lokal. Taliban Pakistan secara rutin menjadikan pasukan keamanan sebagai target serangan dengan bom dan senjata api. Bannu terletak tersembunyi di Waziristan Utara, benteng pertahanan terkenal di Pakistan. Lokasi ini, menurut pejabat Amerika Serikat, digunakan untuk melancarkan serangan di Afganistan. Lokasi ini menjadi target serangan jet tanpa awak Amerika Serikat.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita terpopuler lainnya:
Andi Mallarangeng Terkenal Kikir
Bupati Aceng Nikahi Shinta, Pestanya Meriah
Gaya Mewah Djoko Susilo, Nunun, dan Miranda
Kemenangan Zaki Ubah Peta Politik Keluarga Atut
Mubarok Akui Partai Demokrat Semrawut
Berita terkait
Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan
8 Agustus 2017
Taliban di Pakistan meluncurkan majalah propaganda untuk merekrut wanita bergabung dengannya.
Baca SelengkapnyaPerdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya
29 Juli 2017
Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengundurkan diri dari jabatannya pada, Sabtu, 29 Juli 2017.
Baca SelengkapnyaFontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan
13 Juli 2017
Diduga membuat dokumen palsu untuk menutupi keterlibatan dalam Panama Papers, Maryam Nawaz, putri Perdana Menteri Pakistan dirisak di Twitter
Baca SelengkapnyaTruk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang
26 Juni 2017
Korban tewas akibat ledakan truk pengangkut BBM di jalan raya Pakistan bertambah menjadi 153 orang, termasuk wanita dan anak-anak.
Baca SelengkapnyaBom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas
26 Juni 2017
Sebuah bom yang menyerupai mainan meledak di barat laut Pakistan. Akibatnya, enam anak tewas.
Baca SelengkapnyaTruk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan
25 Juni 2017
Sekitar 123 orang tewas dalam sebuah ledakan truk pengangkut bahan bakar di jalan raya di Pakistan.
Baca SelengkapnyaLukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati
19 Mei 2017
Seekor anjing di Pakistan dihukum mati setelah dinyatakan bersalah menggigit seorang anak.
Baca SelengkapnyaDiketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda
13 Mei 2017
Ibu Hamza meminta putranya mengikuti jejak ayahnya.
India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal
8 Mei 2017
Salah satu yang diblokir oleh pemerintah India adalah saluran televisi milik pendakwah Islam kontroversial kelahiran India, Zakir Naik.
Baca SelengkapnyaPakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban
3 Mei 2017
Keempat milisi Taliban diadili di pengadilan militer Pakistan karena terlibat terorisme.
Baca Selengkapnya