TEMPO.CO, Yerusalem Timur - Israel segera melanjutkan pembangunan 3.000 unit rumah lainnya di Yerusalem Timur yang diduduki dan Tepi Barat. Demikian dikatakan para pejabat Israel. Mereka juga mempercepat pemrosesan 1.000 izin pembangunan permukiman baru.
Keputusan itu diambil sehari setelah pemungutan suara di Majelis Umum PBB, yang memberi pengakuan pada Palestina dari "kesatuan" jadi "negara non-anggota".
Seorang pejabat Israel, yang berbicara dengan syarat anonim, juga mengatakan, beberapa unit rumah baru akan dibangun antara Yerusalem dan penyelesaian Maaleh Adumim. Sebelumnya, rencana untuk membangun permukiman di daerah yang dikenal sebagai E1 ini sangat ditentang oleh Palestina. Pasalnya, pembanguan permukiman ini akan memotong Tepi Barat menjadi dua bagian, mencegah pembentukan negara Palestina.
Amerika Serikat mengatakan, rencana ekspansi itu adalah kontraproduktif dan akan mempersulit kelanjutan pembicaraan damai Israel-Palestina. "Kami mengulangi sikap lama kami (tak mendukung) pembangunan permukiman di Yerusalem Timur dan konstruksi pengumuman," kata juru bicara Gedung Putih, Tommy Vietor.
Langkah ini merupakan indikasi pertama dari kemarahan Israel karena dilakukan kurang dari 24 jam setelah pemungutan suara tentang status Palestina diadakan di PBB. Sebelumnya, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan diakhirinya pembangunan permukiman dan kembali pada pembicaraan damai.
NEW YORK TIMES | TRIP B
Berita terkait
Joe Biden Dukung Solusi Dua Negara untuk Perdamaian Palestina-Israel
27 Januari 2021
Pemerintahan Joe Biden juga akan membuka dua kantor perwakilan diplomatik Palestina di Washington dan Yerusalem setelah ditutup Donald Trump.
Baca SelengkapnyaGara-gara Yerusalem, Palestina Tarik Dubesnya dari Amerika
1 Januari 2018
Palestina menarik Husam Zomlot, dubes untuk Amerika Serikat menyusul keputusan kontroversial Washington soal Yerusalem sebagai ibu kota Israel
Baca SelengkapnyaMesir Sambut Rekonsiliasi Hamas-Fatah di Palestina
18 September 2017
Mesir sambut rekonsiliasi Hamas dan Fatah untuk membangun persatuan Palestina.
Baca SelengkapnyaHamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan
18 September 2017
Hamas menerima persyaratan damai yang ditawarkan kepala gerakan Fatah sekaligus Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengakhiri dua pemerintahan di Palestina.
Baca SelengkapnyaIsrael Tembak Mati Pemuda Palestina di Tepi Barat
4 September 2017
Warga lainnya di kamp pengungsi, Aziz Arafeh, juga mengalami luka tembak di bagian lengan.
Baca SelengkapnyaIsrael Bangun Pemukiman di Palestina, PBB: Hambat Solusi 2 Negara
30 Agustus 2017
PBB mengatakan Israel bangun pemukiman di Palestina menjadi hambatan utama mencapai solusi dua negara dan proses perdamaian dengan Palestina.
Baca SelengkapnyaForum OKI, Menlu: Umat Islam Harus Bersatu Bantu Palestina
2 Agustus 2017
mengusulan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) memberikan perlindungan internasional terhadap Masjid Al-Aqsa sebagai kompleks suci tiga agama.
Baca SelengkapnyaMasjid Al Aqsa, PKB Gelar Halaqoh Cari Solusi Konflik Palestina
29 Juli 2017
DPP PKB menggelar halaqoh ulama rakyat di Ponpes Al-Mizan Majalengka Jawa Barat mencari solusi konflik di Masjid Al Aqsa antara Palestina-Israel.
Baca SelengkapnyaDin Berharap RI Dorong Sidang Darurat untuk Palestina
28 Juli 2017
Din menilai pemerintah mampu mengerahkan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam dengan mengusulkan sidang darurat.
Baca SelengkapnyaPresiden Palestina Mahmoud Abbas Bekukan Hubungan dengan Israel
22 Juli 2017
Presiden Palestina Mahmoud Abbas membekukan sementara hubungan dengan Israel sebagai protes atas peraturan keamanan Masjid Al-Aqsa yang baru.
Baca Selengkapnya