Petraeus Mundur untuk Menutupi "Skandal" Benghazi?  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Sabtu, 17 November 2012 09:23 WIB

David Petraeus. AP/Evan Vucci

TEMPO.CO, Washington - Serangan Benghazi menjadi perdebatan panas selama kampanye pemilihan presiden. serangan yang menewaskan Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, Chris Steven, menimbulkan pertanyaan tentang isu-isu seperti keamanan di kompleks kedutaan dan tumpulnya pengendusan awal intelijen tentang prediksi serangan ini.

David Petraeus, yang saat itu masih menjabat Direktur CIA, tak luput dari sorotan. Bahkan, ia pernah diminta mundur akibat kasus ini.

Semula, publik berharap saat bersaksi di Kongres Jumat ini, Petraeus akan membuka semuanya. Namun, hal itu tak terjadi. Menurut senator Peter King, Petraeus bersaksi bahwa pengunduran dirinya tidak ada hubungannya dengan serangan di konsulat itu.

Pernyataan ini sesuai dengan apa yang dijelaskannya pada Kyra Phillips dari HLN, jaringan CNN. Dia mengatakan, pengunduran dirinya adalah semata-mata hasil dari perselingkuhan dengan penulis biografinya, Paula Broadwell. Dia menambahkan bahwa dia tidak pernah melewati informasi rahasia apa pun dalam tubuh CIA.

Kekecewaan juga diungkapkan politikus Partai Republik, Dutch Ruppersberger. Ia mengatakan kebingungan atas insiden di konsulat itu, terkait dua benang merah kekerasan: satu, disebabkan oleh protes yang kacau; dan kedua; didalangi oleh teroris yang sangat terkoordinasi.

"Ada dua jenis situasi yang bermain di sana, sulit untuk secara jelas membedakan apa yang sebenarnya terjadi," katanya.

Dalam penjelasannya, Petraeus menyatakan informasi intelijen dari berbagai sumber, termasuk video di tempat kejadian, yang menunjukkan Ansar al Syariah berada di balik serangan itu. Kelompok ini adalah kelompok garis keras yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.

Sebelumnya, seorang pejabat mengatakan bahwa tujuan Petraeus dalam bersaksi adalah untuk membersihkan "banyak kekeliruan dari apa yang pertama kali dia katakan kepada Kongres."

CNN | TRIP B

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya