Obama Ternyata Telat Dikabari Skandal CIA

Reporter

Jumat, 16 November 2012 05:31 WIB

Barack Obama. REUTERS/Jim Bourg

TEMPO.CO , WASHINGTON:- Jadi presiden, belum tentu semuanya lebih cepat tahu urusan skandal yang menerpa pejabat militernya. Itulah yang dialami Presiden Amerika Serikat Barrack Obama. Meski menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat, Obama ternyata termasuk telat tahu soal kabar perselingkuhan yang melanda David Petraeus, Direktur Intelijen Amerika Serikat. Padahal, Petraeus diketahui tengah dalam penyelidikan selama berbulan-bulan oleh Biro Investigasi Federal.(baca:Begini Kronologi Selingkuh Bos CIA David Petraeus )

Obama baru tahu skandal itu pada Kamis 8 November 2012, setibanya dia dari Chicago. Ia langsung memerintahkan Petraeus ke Gedung Putih dan menyarankan Petraeus mengundurkan diri. Petraeus mengundurkan diri pada Jumat 9 November 2012, setelah mengakui dirinya memiliki hubungan di luar nikah dengan perempuan lain.



Pengakuan ini mengejutkan politikus Washington, hanya tiga hari setelah Obama terpilih menjadi presiden Amerika Serikat. Juga ketika Amerika juga tengah dihebohkan dengan upaya penyelidikan insiden kesalahan prosedur keamanan di Konsulat Jenderal Amerika di Libya.

Keterlambatan ini jadi sorotan politikus di Kongres Amerika Serikat. Mereka mempertanyakan keterlambatan pemberitahuan mengenai kabar perselingkuhan dari Direktur CIA David Petraeus, kepada Presiden Obama. Padahal, diketahui bahwa pihak petinggi FBI dan Kementerian Kehakiman AS mengetahui perselingkuhan ini sejak pertengahan tahun, tetapi mereka menutupi masalah ini hingga Presiden Obama dan Kongres AS menyelesaikan tugasnya hingga akhir periode ini.

Kasus perselingkuhan dianggap ilegal di aturan militer AS. Penyelidikan kini difokuskan pada status Petreaus ketika perselingkuhan itu terjadi, apakah sudah berstatus sipil atau aktif sebagai perwira tinggi militer.

"Ini sudah tentu sebuah masalah yang sensitif. Tetapi kami tidak diberi tahu mengenai hal ini. Saya tidak tahu siapa yang mengeluarkan keputusan penutupan masalah ini," kata Dianne Feinstein, Ketua Komite Intelijen Senat AS seperti dikutip Reuters, Rabu 14 November 2012.

Tak jelas pula, apakah Direktur FBI Robert Mueller juga memberikan informasi kepada Jaksa Agung Eric Holder soal penyelidikan skandal perselingkuhan Petreaus dengan penulis buku biografinya, Paula Broadwell . Sejumlah pihak menilai, penutupan penyidikan skandal sejak Mei lalu itu menjadi masalah besar.

Politikus Partai Republik yang juga Ketua Komite Keamanan Peter King menilai, ini bukan peristiwa politik biasa. " Bukan level tingkat menteri yang melakukan penutupan. Ini seorang pimpinan FBI," kata Peter King.

Menurut King, seharusnya masalah ini diinformasikan kepada presiden atau Dewan Keamanan Nasional. Bila FBI tidak memberitahu mengenai masalah ini, FBI dianggap telah lalai dalam melaksanakan tugasnya. "Saya tidak ingin mengutarakan teori konspirasi, tapi ini perlu dipertanyakan" kata King lagi.

Kecurigaan King terkait soal pentingnya kesaksian Petraeus soal peristiwa penyerangan Konsulat AS di Benghazi, Libya yang menewaskan empat warga AS, termasuk Duta Besar Chris Stevens. (baca:Eks Bos CIA Petraeus Diminta Jelaskan Soal Benghazi)

WDA | REUTERS | WASHINGTON POST |AP


Berita terkait
Begini Kronologi Selingkuh Bos CIA David Petraeus
Foto ''Topless'' di E-mail Pengungkap Skandal Bos CIA
Reaksi Obama Saat Ditanya Skandal Seks Bos CIA
Ini Agen FBI yang Bongkar Skandal Bos CIA
Wanita di Skandal Bos CIA Terlibat 9 Kasus Hukum

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya