Rwanda Penjarakan Pemimpin Oposisi

Reporter

Rabu, 31 Oktober 2012 15:04 WIB

Poster Paul Kagame menghiasi dinding-dinding di Kigali, Rwanda. AP/Marc Hofer

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Rwanda menjatuhkan hukuman penjara 8 tahun terhadap pemimpin tertinggi kelompok oposisi, Victoire Ingabire, atas dakwaan terlibat dalam pembunuhan massal yang berlangsung 18 tahun silam. Saat itu negeri di Afrika Tengah itu dilanda kerusuhan etnis.

Ingabire kembali ke Rwanda pada 2010 setelah tinggal di luar negeri selama 16 tahun. Ia pulang untuk mengunjungi acara peringatan peristiwa pembunuhan massal di negaranya. Selain itu, kedatangannya juga guna mempertanyakan mengapa suku Hutu dihabisi dalam aksi kekerasan, sedangkan suku minoritas Tutsi tidak. Ingabire merencanakan maju dalam pemilihan presiden, namun keburu ditahan penguasa.

"Dia dijatuhi hukuman 8 tahun penjara atas dakwaan terlibat dalam berbagai tindak kejahatan," kata hakim Alice Rulisa di pengadilan, Selasa, 30 Oktober 2012.

Rulisa mengatakan, pemimpin oposisi ini dianggap bersalah karena melakukan konspirasi kejahatan, terorisme, dan perang di Rwanda yang berbuntut pada pembunuhan massal. Pengadilan menuduhnya mengobarkan pembagian etnis, ideologi genosida, membentuk kelompok bersenjata, dan melakukan aksi-aksi terorisme.

Lebih kurang 500 ribu rakyat Rwanda, mayoritas dari etnis Tutsi dan Hutu, tewas dalam sebuah aksi pembunuhan massal di Rwanda pada 1994. Dalam kerusuhan tersebut, pemerintah berusasha keras menekan agar kekerasan mematikan itu tidak melebar menjadi perang antarsuku.

Pemerintah menuduh Ingabie, perempuan yang memiliki kontak dengan FDLR, kelompok pejuang Hutu di Kongo, membentuk kelompok bersenjata. Namun, tuduhan tersebut dibantah Ingabire.

Jaksa Agung Martin Ngonga mengatakan, pernyataan Ingabire itu tidak relevan dengan kebebasan berbicara yang dianut di negaranya, melainkan dapat menyulut kerusuhan di Rwanda seperti pada 1994.

Presiden Paul Kagame memuji peran komunitas internasional dalam menjaga perdamaian di Rwanda dalam dua dekade, mendorong meningkatnya hak-hak kaum perempuan, dan membantu pertumbuhan ekonomi. Namun, hukuman yang dijatuhkan pengadilan terhadap pemimpin oposisi tak lepas dari kritik terhadap kepemimpinan Kagame pascaperistiwa genosida di Rwanda.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Berita terkait

Emmanuel Macron Minta Maaf, Akui Prancis Terlibat Genosida Rwanda

27 Mei 2021

Emmanuel Macron Minta Maaf, Akui Prancis Terlibat Genosida Rwanda

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengakui Prancis terlibat dalam genosida Rwanda yang menewaskan 800.000 Tutsi dan Hutu moderat.

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Konflik Rwanda, Genosida dan Perang Saudara

17 Mei 2020

Fakta tentang Konflik Rwanda, Genosida dan Perang Saudara

Kepolisian Paris telah menangkap pria paling dicari di Rwanda, Felicien Kabuga, seorang arsitek genosida yang menewaskan sekitar 800.000 orang.

Baca Selengkapnya

Pria Eks Salesman Pepsi Cola Dinobatkan Jadi Raja Rwanda  

14 Januari 2017

Pria Eks Salesman Pepsi Cola Dinobatkan Jadi Raja Rwanda  

Pria warga Inggris yang pernah menjadi salesman Pepsi Cola ini secara mengejutkan diangkat menjadi Raja Rwanda.

Baca Selengkapnya

Minta Maaf, Gereja Katolik Akui Terlibat Genosida di Rwanda  

22 November 2016

Minta Maaf, Gereja Katolik Akui Terlibat Genosida di Rwanda  

Gereja Katolik meminta maaf atas keterlibatannya melakukan genosida dalam perang saudara di Rwanda tahun 1994 yang menewaskan 800 ribu orang.

Baca Selengkapnya

Bos Genosida Rwanda Ditangkap di London  

23 Juni 2015

Bos Genosida Rwanda Ditangkap di London  

Pernah menjadi utusan pasukan perdamaian PBB.

Baca Selengkapnya

Gorila Mabuk Tonjok Fotografer

9 Februari 2015

Gorila Mabuk Tonjok Fotografer

Gorila seberat 250 kilogram itu mabuk karena kebanyakan
memakan batang bambu. Fotografer jadi korban.

Baca Selengkapnya

Rwanda Kalahkan Indonesia Soal Bersih dari Korupsi

1 November 2014

Rwanda Kalahkan Indonesia Soal Bersih dari Korupsi

Berdasarkan Transparancy International, Rwanda berada di

peringkat 50 teratas sebagai negara yang bersih dari korupsi.

Sedangkan Indonesia di 114.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Rwanda Dihukum di Jerman karena Genosida

19 Februari 2014

Wali Kota Rwanda Dihukum di Jerman karena Genosida

Onesphore Rwabukombe dinilai membantu pembunuhan setidaknya 450 pria, wanita dan anak-anak di kompleks gereja Kiziguro.

Baca Selengkapnya

Panglima Perang Kongo Akhirnya Dibawa ke Den Haag

22 Maret 2013

Panglima Perang Kongo Akhirnya Dibawa ke Den Haag

Bosco Ntaganda, komandan pemberontak yang dijuluki "Terminator" itu, menyerahkan diri ke Kedutaan Besar AS Senin lalu.

Baca Selengkapnya

Militer Rwanda Dituduh Siksa Warga Sipil

8 Oktober 2012

Militer Rwanda Dituduh Siksa Warga Sipil

Rwanda dituding mensuplai persenjataan untuk pemberontak Kongo.

Baca Selengkapnya