TEMPO.CO, Tripoli - Menteri Pertahanan Libya, Osama al-Jueili, mengatakan angkatan bersenjata telah gagal menguasai Bani Walid, salah satu kota benteng pertahanan kelompok pro-rezim Muammar Qadhafi. Dia mengatakan, kelompok-kelompok bersenjata mencegah sejumlah keluarga kembali ke rumah masing-masing.
"Kepala staf tak bisa menguasai kota. Dan di sana, beberapa pria bersenjata mencegah sejumlah keluarga kembali ke rumah masing-masing," kata Osama al-Jueili kepada para jurnalis di Tripoli, Senin, 29 Oktober 2012. Dia menambahkan, "Beberapa pria bersenjata telah menguasai pos penjagaan kota."
Pertempuran di Bani Walid bulan ini, kata Jueili, menyebabkan puluhan ribu anggota keluarga meninggalkan rumah mereka, berikut 30 ribu orang mengungsi ke kota terdekat, yakni Tarhuna. Sedangkan 10 ribu lainnya pergi ke ibu kota.
"Kota benar-benar kosong melompong, kecuali hanya beberapa gelintir orang saja yang tinggal di sana dalam kondisi tragis. Di sana tidak ada aktivitas karena dampak dari pengeboman di seluruh tempat," katanya. Sebelumnya, Juaeili tak pernah memberikan pernyataan publik mengenai Bani Walid.
Ucapan keprihatinan Jueili ini disampaikan lima hari setelah pengumuman kepala staf yang secara resmi mengakhiri seluruh operasi militer di Bani Walid. Otoritas Libya menyebut tempat ini menjadi tempat persembunyian para bandit dan bekas loyalis Qadhafi.
Bani Walid terletak 185 kilometer sebelah timur Tripoli, salah satu kota yang terakhir jatuh menyusul gempuran pasukan NATO didukung oleh para pemberontak dalam konflik 2011 untuk menjatuhkan sekaligus menewaskan Qadhafi. Bentrokan antara pasukan pro-pemerintah melawan para pejuang Bani Walid bulan ini menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya.