TEMPO.CO, Moskow - Rusia menuduh Amerika Serikat memiliki standar ganda terkait hak asasi manusia. Di depan parlemen, utusan khusus urusan HAM Kementerian Luar Negeri Rusia, Konstantin Dolgov, menyebutkan kegagalan untuk menutup penjara Teluk Guantanamo dan penggunaan hukuman mati sebagai salah satu contohnya.
Ia juga mengatakan, Amerika Serikat menggunakan hak asasi manusia sebagai dalih untuk campur tangan dalam urusan negara-negara berdaulat di seluruh dunia. Ucapan ini dianggap sebagai sebuah hinaan terselubung bagi Washington dalam penanganan pemberontakan di Libya.
"(Pemerintah Rusia) harus melawan kebijakan yang dilakukan oleh Amerika Serikat, yang diarahkan dengan menggunakan konsep hak-hak sebagai alat tekanan dan sebagai dasar untuk intervensi dalam urusan internal pemerintah berdaulat," ucapnya.
Dolgov menyatakan hal ini dalam upaya mendukung keputusan kebijakan luar negeri Presiden Vladimir Putin, yang mengatakan, Moskow akan mencari hubungan yang lebih erat dengan Amerika Serikat, tetapi akan "melawan upaya untuk menggunakan hak asasi manusia sebagai instrumen dari tekanan politik".
Rusia dan Amerika Serikat mulai memperbarui hubungan mereka ketika Presiden Barack Obama memasuki Gedung Putih pada tahun 2009. Namun hubungan itu kembali mendingin sejak Vladimir Putin menyatakan, tahun lalu, ia berencana kembali ke kursi kepresidenan.
Kandidat presiden dari Partai Republik, Mitt Romney, telah menyatakan bahwa Rusia adalah musuh geopolitik nomor satu Washington.
HUFFINGTON POST | TRIP B
Terpopuler:
Jalani Terapi, Wajah Gadis Ini Jadi Berewokan
Tak Sediakan Bokong Ayam, Istri Diadili
Fidel Castro Ternyata Sehat
Klub Sepakbola Ini Disponsori Para Pelacur
Tudingan Seksis Julia Gillard Panen Dukungan
Berita terkait
Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri
13 November 2017
Bendera Rusia hilang dari konsulatnya di San Francisco, Amerika Serikat. Moskow menyebut benderanya dicuri.
Baca SelengkapnyaRusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara
17 Oktober 2017
Rusia telah membuka kembali jalur lautnya ke Korea Utara setelah sekitar 2 bulan lamanya ditutup.
Baca SelengkapnyaROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir
29 September 2017
ROSATOM, BUMN Nuklir asal Rusia,??menjajaki peluang kerja sama di bidang energi nuklir di negara-negara kawasan Asia Tenggara..
Baca SelengkapnyaBerkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap
27 September 2017
Pasangan kanibal ditangkap polisi setelah ponselnya ditemukan dan mengaku telah membunuh sedikitnya 30 orang.
Baca SelengkapnyaRusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik
6 September 2017
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk menuntut pemerintah Amerika Serikat atas perampasan properti diplomatik
Baca SelengkapnyaPresiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika
1 September 2017
Amerika Serikat telah meminta Rusia untuk menutup 3 kantor konsulatnya di San Francisco, Washington, dan New York.
Baca SelengkapnyaDuta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang
24 Agustus 2017
Duta Besar Rusia untuk Sudan, Mirgayas Shirinsky, ditemukan tewas di kolam renang kediamannya di ibu kota Khartoum
Baca SelengkapnyaLiburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin
6 Agustus 2017
Putin menikmati liburan musim panasnya dengan berburu di padang gurun Siberia, berenang di air danau yang sangat dingin, dan memancing.
Baca SelengkapnyaPutin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun
31 Juli 2017
Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang baru mengenai Angkatan Udara Rusia untuk tetap di Suriah selama 49 tahun.
Baca SelengkapnyaKucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak
27 Juli 2017
Seekor kucing di Rusia bernama Muska menjadi pahlawan setelah menyusui dan merawat 8 bayi landak yang tidak memiliki induk.
Baca Selengkapnya