TEMPO.CO, Paris - Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya tidak berniat memulai perang dengan Suriah. Ia menegaskan hal itu setelah parlemen memberikan otorisasi untuk melakukan aksi militer ke Suriah.
Ia mengatakan otorisasi itu murni untuk pencegahan. Namun ia menyatakan, kedaulatan Turki harus dipertahankan.
Parlemen sebelumnya menyetujui aksi militer dalam menanggapi serangan militer Suriah terhadap sebuah kota Turki yang berbatasan dengan negara itu. PBB telah mengutuk serangan itu. Sebuah pernyataan oleh Dewan Keamanan menyerukan kepada pemerintah Suriah untuk "menghormati sepenuhnya kedaulatan dan integritas teritorial negara tetangga."
Dikatakan insiden itu "menunjukkan dampak serius krisis Suriah memiliki imbas pada keamanan tetangganya dan pada perdamaian dan stabilitas regional".
Turki telah mengirimkan sinyal yang kuat kepada rezim Assad di Damaskus, memperingatkan bahwa sekali lagi serangan sejenis dilakukan, akan membawa konsekuensi berat. Pemungutan suara parlemen menyetujui operasi militer di luar wilayah Turki yang memberikan pemerintah Ankara untuk mengambil langkah yang dibutuhkan untuk membuat pencegahan. Orang-orang Turki percaya bahwa permintaan maaf dari Damaskus menunjukkan pesan telah diterima.
Turki telah mengambil sisi dalam perang sipil Suriah, mendukung pemberontakan bersenjata dan menyerukan berakhirnya rezim Damaskus. Sudah jelas bahwa setiap gerakan militer itu akan menguntungkan para pemberontak. Mengingat kekuatan besar militer Turki, dan keanggotaan NATO, itu akan menjadi kesalahan strategis yang sangat besar untuk Suriah jika memprovokasi Turki lebih jauh.
BBC | TRIP B
Berita terkait
Eks Menteri Turki Dirikan Partai untuk Hadang Erdogan
26 Oktober 2017
Eks Menteri Dalam Negeri Turki, Meral Aksener dirikan partai baru untuk geser Erdogan dari kursi kepresidenan dalam pemilihan presiden mendatang.
Baca SelengkapnyaErdogan Ganti Komandan Militer Darat, Udara dan Laut Turki
4 Agustus 2017
Perubahan besar di tubuh militer Turki ini dilakukan setelah percobaan kudeta yang gagal lebih dari setahun lalu.
Baca SelengkapnyaLagi, Turki Perpanjang Masa Darurat untuk Tiga Bulan
18 Juli 2017
Turki memperpanjang masa darurat untuk keempat kalinya
Baca SelengkapnyaPemerintah Erdogan Tangkap Direktur Amnesty International Turki
7 Juli 2017
Aparat Turki menangkap Direktur Amnesty International Turki, Idil Eser, atas dugaan memiliki hubungan dengan jaringan Fethullah Gulen
Baca SelengkapnyaJokowi dan Erdogan Sepakati Kerja Sama Antiteror dan Persenjataan
7 Juli 2017
Presiden Erdogan menyambut baik pernyataan Jokowi dan menekankan pentingnya pencegahan limpahan teroris ISIS ke negara lain.
Baca SelengkapnyaTerkait Kudeta Gagal, Turki Adili Jurnalis Kenamaan
19 Juni 2017
Turki mengadili 17 orang yang sebagain besar merupakan jurnalis kenamaan karena dituding terlibat dalam kudeta gagal pada Juli 2016.
Baca SelengkapnyaPaspamres Terancam Ditangkap, Erdogan Kecam Amerika Serikat
16 Juni 2017
Erdogan memprotes Amerika Serikat yang dilaporkan mengeluarkan surat penangkapan terhadap Pasmpamres pelaku pemukulan.
Baca SelengkapnyaGebuki Demonstran di AS, Paspampres Erdogan Terancam Ditangkap
16 Juni 2017
AS mengelurkan surat penangkapan terhadap 12 paspampres Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan karena memukuli demonstran di Washington
Baca SelengkapnyaTerkait Gulen, Penasehat Perdana Menteri Turki Ditahan
3 Juni 2017
Diduga memiliki hubungan dengan ulama Fethullah Gulen yang didakwa berada di balik kudeta Juli 2016.
Baca SelengkapnyaSetelah Topan Yolanda, Turki Bangun Masjid di Filipina
2 Juni 2017
TDV menghabiskan dana sekitar Rp 13 miliar, termasuk untuk pembangunan masjid di tiga kawasan di Kota Ormoc.
Baca Selengkapnya