Sekjen PBB Ban Ki-moon memberikan pidato utamanya di Auditorium Indonesia Peace and Security Centre (IPSC), Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/3). ANTARA/Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO, New York - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan pada hari Selasa bahwa "pintu menuju kebaikan dapat tertutup" dari solusi dua-negara dalam konflik Israel-Palestina. Ia menggarisbawahi pertumbuhan pemukiman yang terus-menerus sebagai pemicunya.
"Solusi dua negara adalah satu-satunya pilihan yang berkelanjutan. Namun pintu dapat menutup untuk selamanya," kata Ban dalam sidang Majelis Umum PBB. "Pertumbuhan terus-menerus permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki secara serius melemahkan upaya menuju perdamaian. Kita harus mematahkan kebuntuan yang berbahaya itu."
Ban juga mengatakan kepada majelis yang dihadiri perwakilan dari 193 negara pada pembukaan pertemuan tahunan para pemimpin dunia itu bahwa ia menolak ancaman aksi militer oleh satu negara terhadap negara lain. namun ia tak menyebut negara mana yang dimaksud.
Mengenai konflik Suriah, Ban mengatakan dunia harus "menghentikan kekerasan dan arus senjata ke kedua belah pihak, dan memulai transisi Suriah sesegera mungkin."
"Masyarakat internasional seharusnya tidak melihat ke arah lain saat kekerasan di luar kendali," katanya. Menurutnya yang penting dicatat, pelanggaran hak asasi manusia terus dilakukan, tak hanya oleh pemerintah, tetapi juga oleh oposisi.
Presiden Brazil Dilma Rousseff dan Presiden AS Barack Obama juga dijadwalkan berpidato dalam sidang itu beberapa jam mendatang.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.