TEMPO.CO, Chicago - Meskipun hubungan pribadi yang dekat dengan Mitt Romney dan komentar baru-baru ini menunjukkan ia tidak senang dengan pemerintahan Obama menyangkut kebijakan Iran, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, dia bukan backing calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik itu. Dia disebutkan telah berjanji tak akan "mengganggu" hingga hari pemilihan.
Bahkan, demi menegaskan sikap ini, ia kirim utusan ke negeri Abang Sam. Menurut Chicago Sun-Times, Netanyahu mengirim Menteri Pertahanan Ehud Barak untuk menyampaikan pesan itu melalui Wali Kota Chicago dan mantan Kepala Staf Gedung Putih, Rahm Emanuel, pada Kamis sore.
Seorang pembantu pemimpin Israel mengatakan "no comment" ketika ditanya tentang sifat pertemuan itu. Juru bicara Emanuel hanya mengkonfirmasi bahwa akan bertemu dengan Wali Kota Chicago Kamis sore.
Ini menandai untuk kedua kalinya dalam enam hari pemimpin Israel itu telah berusaha, baik secara pribadi atau melalui orang dekatnya, untuk menjauhkan diri dari persepsi bahwa dia mengagitasi agar Presiden kalah dalam pemilihan bulan November. Bahkan, dalam sebuah jumpa pers saat moderator menyebutkan, "jika Gubernur Mitt Romney menjadi presiden membuat Israel lebih aman," Netanyahu berkeberatan.
"Aku tidak akan ikut campur dengan pemilu Amerika. Dan apa yang membimbing pernyataan saya itu bukan kalender politik Amerika, tetapi kalender nuklir Iran," jawabnya. "Ini benar-benar bukan masalah partisan. Ini adalah masalah kebijakan."
ABC | TRIP B
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya