TEMPO.CO, Tripoli - Seorang pejabat Amerika Serikat tewas dan beberapa lainnya mengalami luka-luka setelah milisi menyerbu konsulat AS di kota Benghazi, Libya. Serangan ini diyakini sebagai bagian protes atas film AS yang disebut-sebut menghina Nabi Muhammad.
Asap membumbung dari gedung konsulat yang dibakar massa. "Salah satu anggota staf tewas dan sejumlah lainnya telah terluka dalam bentrokan itu," kata Abdel-Al-Hurr Monem, juru bicara Komite Keamanan Libya, pada kantor berita Reuters.
Identitas dari pejabat AS yang tewas belum diketahui.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, mengatakan pihaknya mengutuk serangan dan bekerja sama dengan pasukan keamanan Libya untuk mengamankan kompleks konsulat.
Film yang memicu demonstrasi dikatakan telah diproduksi oleh beberapa ekspatriat Koptik Mesir. Sebuah trailer film itu muncul di YouTube dalam bahasa Arab.
Di Kairo, bendera AS dirobohkan dan dibakar oleh para demonstran. Bendera yang dinaikkan setengah tiang untuk menandai serangan 11 September diganti dengan spanduk buatan mereka.
Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di luar Kedutaan Besar AS di ibu kota Mesir. Mereka mengutuk apa yang dikatakan sebagai penghinaan terhadap Islam dengan dalih kebebasan berbicara.
"Baik Muslim dan Kristen berpartisipasi dalam protes ini," kata salah satu pengunjuk rasa, menurut Associated Press.
Kedutaan besar AS sebelumnya mengeluarkan pernyataan mengutuk "upaya berkelanjutan oleh individu yang menyakiti perasaan keagamaan umat Islam, seperti halnya kami mengutuk upaya untuk menyinggung kepercayaan dari semua agama."
Pernyataan itu menambahkan, "Kami dengan tegas menolak tindakan oleh mereka yang menyalahgunakan hak kebebasan berbicara untuk menyakiti kepercayaan agama orang lain."