TEMPO.CO, Wellington - Selandia Baru secara resmi mengumumkan bahwa seluruh pasukannya akan ditarik dari Afganistan, April 2013. Beberapa pejabat Negeri Kiwi itu mengatakan ini adalah refleksi "perencanaan logistik hati-hati" dan bagian dari rencana transisi pasukan internasional.
Selandia Baru mengerahkan pasukannya di Afganistan sejak 2003 dan baru-baru ini menempatkan 140 pasukannya di Provinsi Bamiyan. Pengumuman kebijaksanaan penarikan pasukan disampaikan menyusul tewasnya lima serdadu Selandia Baru dalam dua penyerangan Agustus 2012.
Tiga di antara pasukan Selandia baru yang tewas dalam serangan Agustus 2012 itu adalah Kopral Luke Tamatea, Kopral Jacinda Baker, dan Richard Harris. Ketiganya tewas ketika kendaraan yang ditumpangi, di Humvee, Provinsi Bamiyan, dihantam bom yang ditanam di jalan raya. Sementara dua lainnya, Kopral Rory Malone dan Pralli Durrer, tewas pada 5 Agustus 2012.
Menanggapi anggota militernya yang tewas, Panglima Angkatan Bersenjata Selandia Baru Letnan Jenderal Rhys Jones mengatakan kepada 3News bahwa negaranya tetap akan memberikan dukungan kepada polisi untuk mencari pelaku pengeboman dan membantu mengerahkan pasukan khusus melawan kelompok-kelompok yang bertanggung jawab.
Dalam pernyataan yang dikutip media massa, Menteri Pertahanan Jonathan Coleman menyatakan, "Pengerahan pasukan lebih dari sepuluh tahun. Selandia Baru telah berkontribusi dalam upaya mencegah teroris internasional, meningkatkan keamanan, dan membangun serta membantu pemerintahan Provinsi Bamiyan."
Menteri Luar Negeri Murray McCully mengatakan Selandia Baru akan melanjutkan dukungannya kepada Afganistan. Dia menambahkan, dukungan tersebut termasuk dalam bentuk pengiriman pelatih untuk akademi militer Afganistan, keuangan, dan bantuan pembangunan lainnya.
Selandia Baru Akui Hak Hukum Sungai Milik Suku Maori
16 Maret 2017
Selandia Baru Akui Hak Hukum Sungai Milik Suku Maori
Parlemen Selandia Baru memberikan hak hukum yang sama seperti manusia kepada Sungai Whagnganui, sungai sakral yang sangat dihormati masyarakat adat Maori.
Bermata Sipit, Sistem Paspor Online Selandia Baru Menolaknya
9 Desember 2016
Bermata Sipit, Sistem Paspor Online Selandia Baru Menolaknya
Seorang pria kelahiran Taiwan yang merupakan warga Selandia Baru bingung karena sistem aplikasi paspor online menolak aplikasinya lantaran matanya dianggap tidak terbuka.
PM Selandia Baru Puji Pekerja Migran, Kritik Pekerja Lokal
7 September 2016
PM Selandia Baru Puji Pekerja Migran, Kritik Pekerja Lokal
PM Selandia Baru John Key akan mendatangkan lebih banyak pekerja migran karena cara kerjanya lebih baik dibanding pekerja lokal yang pemalas dan pecandu narkoba.