Sekjen PBB Tiba di Iran Ikuti Pertemuan Non-Blok
Editor
Choirul Aminuddin
Rabu, 29 Agustus 2012 20:00 WIB
TEMPO.CO, Teheran - Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, tiba di Teheran, Rabu, 29 Agustus 2012, untuk mengikuti pertemuan negara-negara Non-Blok selama dua hari Kamis-Jumat. Demikian siaran media pemerintah IOran melaporkan, Rabu, 29 Agustus 2012.
Sebelum mengikuti pertemuan tersebut, Ban dijadwalkan akan bertemu dengan pemimpin agung Iran, Ayatullah Ali Khamenei, Presiden Mahmoud Ahmadinejad, serta juru runding nuklir Iran Saeed jalili dan pejabat lainnya.
Pada Kamis dan Jumat, sesuai undangan Presiden Ahmadinejad Ban akan mengikuti sidang gerakan negara-negara Non-Blok sebagai pengamat.
Kehadiran Ban mendapatkan kritik Amerika Serikat dan Israel, seteru Iran. Kedua negara ini merupakan sponsor utama perlawanan terhadap program nuklir Iran, sekaligus yang mengusulkan agar Negeri Mullah tersebut diberikan sanksi internasional.
Menurut kantor Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Iran perlu mendapatkan sanksi internasional karena program nuklirnya mengancam negara-negara tetangga. Sedangkan Perdana Menteri Israel menyatakan bahwa kehadiran Ban di Iran "merupakan sebuah kesalahan besar."
Kehadiran Ban di Teheran sesungguhnya merupakan sebuah kemenangan besar bagi Iran di tengah sanksi internasional oleh negara-negara Barat. Selama ini Barat dan Israel menuduh Iran melakukan pengayaan uranium untuk senjata nuklir kendati hal tersebut berkali-kali dibantah Iran.
Pertemuan Non-Blok ini dihadiri oleh 120 pemimpin negara atau dua pertiga anggota PBB. Mengenai kritik Amerika Serikat dan Israel terhadap Ban dibantah oleh juru bicara Ban.
Menurutnya kehadiran Sekretaris jenderal PBB di Teheran sekaligus bertemu dengan para pemimpin Iran justru sangat penting. Hal itu untuk mengetahui langsung program nuklir Iran dan masalah hak asasi manusia di sana seperti yang dipersoalkan oleh komunitas internasional.
Dalam keterangannya kepada media setibanya di bandara, Rabu, 29 Agustus 2012, Ban mengatakan, "Iran memiliki peranan sangat penting di kawasan, khususnya ketika terjadi ketegangan di Suriah. Saya akan membicarakan hal tersebut dengan pemimpin agung (Iran)."
AL ARABIYA NEWS | AL JAZEERAH | CHOIRUL