TEMPO.CO, SMOLENSK - Pengadilan regional di Smolensk memvonis aktivis oposisi Rusia Taisiya Osipova dengan hukuman delapan tahun penjara atas tuduhan kepemilikan narkoba. Putusan itu dibacakan pada Selasa 28 Agustus 2012. Osipova adalah salah satu aktivis oposisi Partai Bolshevik Nasional yang terlarang. Jaksa menuntut empat tahun penjara.
Tim pengacara Osipova menyesalkan vonis yang terlalu berat. Mereka menuding vonis itu lebih banyak motif politik ketimbang pelanggaran hukumnya. Apalagi, pemerintah Rusia lebih keras menghukum para pengkritik dan oposisi. Salah satunya, kelompok band, Pussy Riot yang dijebloskan ke penjara. Tim pengacara akan segera mengajukan banding atas putusan itu.
Osipova, 28 tahun, ditangkap pada 2010 dan sempat divonis penjara selama sepuluh tahun pada akhir tahun lalu. Ia dituduh menyimpan enam gram heroin di rumahnya, Smolensk, Rusia bagian barat. Namun, Osipova mengatakan obat itu sengaja diselipkan polisi di rumahnya. Ia menolak memberikan informasi tentang keberadaan suaminya, Sergei Fomchenkov, yang juga menjadi anggota Partai Other Rusia
Osipova adalah ibu dari seorang anak lima tahun dan menderita diabetes. Osipova aktif di politik sejak awal 2000, ketika ia menjadi anggota penulis radikal dan anak buah Ketua Partai Nasional Bolshevik Eduard Limonov, salah satu partai terlarang. Limonov sekarang kepala partai Other Rusia.
Saat banding pada Februari lalu, Presiden Dmitry Medvedev menyebutnya hukuma itu terlalu keras dan menyerukan penyelidikan baru. Pengadilan menolak. Melalui pengacaranya, Osipova bisa bebas dengan jaminan.
Dalam sidang pengadilan awal pekan ini, Osipova mendapat angin segar. Salah satu saksi, Anton Mandrik memberikan keterangan bahwa obat itu memang sengaja diselipkan oleh orang lain. Keterangan ini menjadi salah satu pertimbangan pengadilan. Ternyata, kekuatan politik lebih kuat.