TEMPO.CO , Kuala Lumpur - Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia akan memperketat syarat masuk bagi mahasiswa asing ke lembaga pendidikan swasta. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan visa yang dikeluarkan untuk mereka.
Deputi Menteri Dr Hou Kok Chung mengatakan di antara persyaratan itu adalah bahwa mahasiswa asing harus memiliki No Objection Certificate (NOC) dan surat tawaran dari lembaga pembelajaran yang bersangkutan untuk melanjutkan studi mereka sebelum lulus.
"Sebelumnya, sebelum mereka bisa melanjutkan studinya di Malaysia, mereka bisa datang ke sini, mencari lembaga pendidikan, dan setelah mereka dapat tempat, mereka bisa mengajukan permohonan student pass dan visa. Itulah sebabnya kami telah menetapkan persyaratan baru ini untuk mengontrol masuknya mereka ke lembaga pendidikan kami," katanya.
Dia mengatakan sebanyak 53.009 mahasiswa asing, sebagian besar dari Iran, Cina, dan Indonesia kini menimba ilmu di 506 lembaga swasta nasional. Sedang jumlah mahasiswa lokal di lembaga pendidikan yang sama sebanyak 401.795 orang.
Hou mengatakan meskipun kasus penyalahgunaan izin tinggal dan visa oleh mahasiswa asing itu kecil dibandingkan dengan situasi di negara-negara maju, kementerian ingin mengatasi masalah itu lebih awal untuk melindungi standar pendidikan di lembaga pendidikan lokal yang lebih tinggi.
"Kementerian juga ingin lembaga-lembaga itu memberikan prioritas untuk mahasiswa asing yang masuk dengan sponsorhip untuk studi mereka," tambahnya.
Dia mengatakan sebagian besar masalah sosial dan kasus-kasus yang melibatkan mahasiswa asing dilakukan oleh orang-orang yang telah menyelesaikan studinya atau mahasiswa yang izin tinggal dan visanya telah berakhir, tetapi mereka ingin tetap tinggal di Malaysia.
NNN | BERNAMA | TRIP B
Berita terkait
Malaysia Tangkap 2 Komandan ISIS Asal Irak
6 September 2017
Malaysia menangkap dua warga Irak yang diyakini komandan ISIS di Irak Selatan.
Baca SelengkapnyaHarapan Oposisi Jiran
23 Agustus 2017
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.
Baca SelengkapnyaWakil PM Malaysia Kutuk Pelemparan Sepatu ke Mahathir Mohamad
14 Agustus 2017
Wakil PM Malaysia Ahmad Zahid Hamidi menegaskan perbedaan pendapat dengan Mahathir Mohamad tidak membenarkan seseorang untuk melakukan kekerasan.
Baca SelengkapnyaMahathir Mohamad Dilempari Sandal, Sepatu dan Botol Saat Pidato
14 Agustus 2017
Mahathir Mohamad dilempari sandal, sepatu, botol bekas air minum, kembang api, hingga kursi di saat berpidato.
Baca SelengkapnyaPemimpin ISIS Asal Malaysia Beristerikan WNI Tewas di Suriah
21 Juli 2017
Pemimpin milisi ISIS asal Malaysia, Mohamad Fuzi Harun,tewas dalam serangan udara di Suriah.
Bom Kampung Melayu, Malaysia Tingkatkan Keamanan Perbatasan
28 Mei 2017
ISIS mengaku bertanggung jawab atas insiden bom bunuh diri tersebut.
Baca SelengkapnyaBersatu Lawan Najib, Mahathir Janji Kampanye Bebaskan Anwar
21 Mei 2017
Mahathir Mohamad telah menjanjikan dukungannya untuk kampanye pembebasan musuhnya di masa lalu, Anwar Ibrahim.
Baca SelengkapnyaDuh, Pengungsi Rohingya Minum Air Toilet di Malaysia
17 Mei 2017
Pengungsi Rohingya di Malaysia hanya diberi secangkir kecil air dan sedikit makanan, serta terpaksa minum air toilet.
Baca SelengkapnyaMuslim Moderat Malaysia Terusik dengan Ceramah Ekstrem Zakir Naik
11 Mei 2017
Organisasi muslim moderat Malaysia terusik dengan keberadaan
Zakir Naik yang ceramahnya dianggap ekstrem.
Kesebelasan Malaysia Tolak Bertanding di Korea Utara
10 Mei 2017
Kesebelasan Malaysia menolak bertanding untuk kualifikasi Asian Cup di Pyongyang, Korea Utara, 8 Juni mendatang.
Baca Selengkapnya