TEMPO.CO, Rangoon - Pemimpin oposisi Myanmar, Aungsan Suu Kyi, dijadwalkan untuk mengunjungi Amerika Serikat pada September 2012 mendatang. Kunjungan ini merupakan perjalanan pertamanya ke negeri itu sejak 20 tahun silam karena dibungkam rezim di Myanmar.
Beberapa media setempat melaporkan, kehadiran Suu Kyi di Negeri Abang Sam itu adalah untuk menerima hadiah dari sekelompok pemikir dan Kongres Amerika Serikat. "Dia juga akan diundang bertemu dengan para pejabat pemerintahan," kata pejabat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.
Suu Kyi baru-baru ini mengunjungi Eropa selama 17 hari sekaligus untuk menerima hadiah Nobel Perdamaian yang semestinya diterima 21 tahun lalu. Atlantic Council, kumpulan para pemikir, mengatakan dia telah menerima undangan untuk menghadiri jamuan makan malam di New York pada 21 Sepember 2012. Pada acara tersebut, dia akan menerima Global Citizen Award.
Penghargaan tahunan ini juga akan diberikan kepada peraih hadiah Nobel Henry Kissinger, bekas Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi Sadako Ogata, serta musikus dan penggiat kemanusiaan Quincy Jones.
Menurut laporan kantor berita AFP, sejak diperbolehkan melakukan perjalanannya ke luar negeri oleh pemerintah Myanmar, Suu Kyi diharapkan bisa menghadiri acara pemberian Congressional Gold Medal, sebuah penghargaan tertinggi Kongres Amerika Serikat yang semestinya diterima Suu Kyi pada 2008.
"Kami menunggu saat yang tepat menyambut kedatangan Aung San Suu Kyi di Kementerian Luar Negeri dan melakukan pertemuan bilateral di Amerika Serikat," ujar juru bicara Kemenerian Luar Negeri Amerika Serikat, Patrick Ventrell, kepada wartawan tanpa menyebutkan tanggal kedatangan Suu Kyi.
Aungsan Suu Kyi menghabiskan waktunya selama dua dekade dalam tahanan rumah di Myanmar sebelum dibebaskan oleh rezim pada akhir 2010. Dia memenangkan satu kursi di parlemen Myanmar melalui sebuah pemilihan yang digelar April 2012 dan untuk pertama kalinya menjadi anggota parlemen pada awal bulan ini usai melakukan lawatan ke Eropa.
Perjalanan selama dua pekan ke luar negeri merupakan sebuah tonggak sejarah bagi Myanmar dalam perkembangan politik. Aung Suu Kyi mengunjungi beberapa negara Eropa di antaranya adalah Inggris, Swedia, Irlandia, Prancis, dan Norwegia. Perjalanan berikutnya ke Asia, yakni ke Thailand.
Keputusannya melakukan perjalanan ke luar negeri merupakan isyarat percaya diri bagi pemerintahan Presiden Thein Sein, yang memperkenalkan reformasi sejak mengambil kekuasaan usai memenangkan pemilihan presiden untuk pertama kalinya sejak 20 tahun yang diadakan pada November 2010.
Suu Kyi adalah putri pemimpin pejuang kemerdekaan Myanmar, Aung San, yang tewas dibunuh pada 1947. Sejak menjadi pemimpin gerakan pro-demokrasi Myanmar, dia hidup berpindah-pindah di luar negeri selama bertahun-tahun. Ketika kembali ke Myanmar pada 1988 untuk menjenguk ibunya yang sakit, dia tak diperkenankan meninggalkan negara oleh penguasa militer bahkan dijebloskan ke dalam tahanan rumah.
BBC | CHOIRUL
Berita terkait
Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam
29 Januari 2021
Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi
Baca SelengkapnyaInvestigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya
10 Februari 2018
Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.
Baca SelengkapnyaMiliter Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku
27 September 2017
Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.
Baca SelengkapnyaDewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya
26 September 2017
Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.
Baca SelengkapnyaMyanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine
26 September 2017
Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.
Baca SelengkapnyaPengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida
25 September 2017
Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.
Baca SelengkapnyaBangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar
23 September 2017
Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.
Baca SelengkapnyaWarga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar
6 September 2017
Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.
Baca SelengkapnyaJet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan
5 September 2017
Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.
Baca SelengkapnyaBentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi
27 Agustus 2017
ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.
Baca Selengkapnya