TEMPO.CO , Bangkok - Pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi menyelesaikan perjalanan pertamanya keluar negeri dalam 24 tahun pada hari Minggu. Ia menyebut kunjungan selama enam hari di Thailand sebagai 'sangat memuaskan'.
"Ini adalah kunjungan yang sangat bagus," katanya sebelum masuk ke mobil yang sudah menunggu. "Sangat sukses."
Perjalanan tahanan politik lama itu dipandang sebagai bukti mulai berubahnya rezim di Myanmar. Reformasi politik mulai diterapkan, berlawanan tajam dengan mantan penguasa junta militer.
Di Thailand, ia mencuri perhatian saat berbicara di depan Forum Ekonomi Dunia. Selama pidatonya yang dilakukan sebelum investor internasional dan diplomat asing berpidato, Suu Kyi memperingatkan terhadap apa yang disebutnya "optimisme yang sembrono" dalam proses reformasi di Myanmar. Dia bilang dia mempercayai komitmen Presiden Thein Sein atas reformasi tetapi mencatat bahwa militer masih merupakan kekuatan "yang harus diperhitungkan."
Tidak jelas sampai sejauh mana perjalanannya melukai Thein Sein, yang dijadwalkan menghadiri forum tetapi tiba-tiba dibatalkan. Banyak yang berspekulasi dia tidak ingin akan dikalahkan oleh Suu Kyi.
Thein Sein telah menjadwal ulang kunjungan resmi pertamanya ke Thailand pada hari Senin dan Selasa ini, tapi kemudian dibatalkan lagi tanpa menyebut alasan atau tanggal baru, Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan.
Pada pertengahan Juni, Suu Kyi akan memulai perjalanan ke lima negara ke Eropa. Ia akan singgah di Jenewa, Dublin, London, Paris, dan Oslo, Norwegia, di mana ia akan secara resmi menerima Hadiah Nobel Perdamaian yang mestinya diterimanya tahun 1991.
TRIP B | AP
Berita terkait
Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam
29 Januari 2021
Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi
Baca SelengkapnyaInvestigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya
10 Februari 2018
Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.
Baca SelengkapnyaMiliter Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku
27 September 2017
Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.
Baca SelengkapnyaDewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya
26 September 2017
Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.
Baca SelengkapnyaMyanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine
26 September 2017
Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.
Baca SelengkapnyaPengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida
25 September 2017
Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.
Baca SelengkapnyaBangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar
23 September 2017
Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.
Baca SelengkapnyaWarga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar
6 September 2017
Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.
Baca SelengkapnyaJet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan
5 September 2017
Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.
Baca SelengkapnyaBentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi
27 Agustus 2017
ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.
Baca Selengkapnya