NATO Sepakat Tarik Pasukan di Afganistan  

Reporter

Editor

Selasa, 22 Mei 2012 17:22 WIB

Seorang pengunjuk rasa berdiri di hadapan sejumlah Polisi Chicago Police di Art Institute di mana Ibu Negara Amerika Serikat Michelle Obama mengadakan jamuan makan malam bagi para pejabat NATO di Chicago, Amerika Serikat, Minggu (20/5). AP/Charles Rex Arbogast

TEMPO.CO , Chicago - Para pemimpin Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sepakat menarik pasukannya dari Afganistan. Mereka juga mengamini keputusan pertemuan di Chicago, Senin, 21 Mei 2012, bahwa seluruh persoalan keamanan akan diserahkan ke pemerintah Afganistan mulai pertengahan tahun depan.

Pertemuan negara-negara sekutu di Chicago, Senin, 21 Mei 2012, menyatakan komit untuk mendukung Amerika Serikat yang secara resmi menarik pasukannya secara gradual hingga akhir 2014. Setelah itu misi NATO di Afganistan hanya terbatas pada memberikan bantuan pelatihan dan nasihat militer ke pemerintah Afganistan.

"Kami berdiri di belakang bangsa Afganistan. Mereka tidak akan sendirian," Presiden Barack Obama menuturkan hasil pertemuan. "Kami saat ini sangat kompak, bertanggung jawab untuk mengakhiri perang di Afganistan."

Pertemuan di Chicago berlangsung dua hari dihadiri 50 pemimpin negara, termasuk 28 pemimpin negara-negara NATO serta Presiden Afganistan Hamid Karzai dan Presiden Pakistan Asif Ali Zardari.

Dalam pertemuan itu para pemimpin negara-negara sekutu juga menyepakati desakan Presiden baru Prancis, Francois Hollande, untuk mempercepat penarikan pasukannya pada 31 Desember atau dua tahun lebih cepat dari jadwal NATO.

Sementara itu pada pertemuan tersebut Pakistan tetap ngotot tak bersedia membuka rute suplai kebutuhan NATO di Afganistan menyusul tewasnya 24 tentara mereka oleh serangan udara Amerika Serikat.

Namun menurut Obama dan Komandan NATO, Fogh Rasmussen, masalah tersebut bakal segera terpecahkan. "Kami benar-benar mengalami kemajuan sangat berarti," kata Obama.

Komunike akhir pertemuan meratifikasi rencana NATO menyerahkan seluruh pasukan tempur dan keamanan ke Afganistan pertengahan 2013 dan penarikan 130 ribu pasukan berakhir pada 2014.

Sekretaris Jenderal NATO mengatakan bahwa aliansi internasional tetap komit pada keamanan dan demokratisasi di Afganistan. Pada akhirnya, ujar dia, kehadiran NATO di Afagnistan pada 2014 selanjutnya hanya memberikan saran dan pelatihan militer. Pekan lalu Presiden Hamid Karzai mengumumkan bahwa pasukannya siap mengambil alih keamanan di beberapa provinsi baru.

AL JAZEERA | CHOIRUL


Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya