TEMPO.CO , NEW YORK:- Pesawat maskapai penerbangan United Airlines, Sabtu petang lalu, tiba di Bandar Udara Internasional Newark Liberty di New Jersey. Ada yang berbeda dengan penerbangan itu. Pengamanan terasa lebih ketat dan penumpang dilarang memotret sepanjang perjalanan dari Beijing ke Amerika Serikat.
Pesawat itu bukan mengangkut politikus ataupun selebritas, melainkan sepasang suami-istri dan kedua anaknya. Hanya, mereka bukan warga Cina biasa. Sang suami, yang buta sejak lahir, menjadi perhatian dunia selama beberapa pekan terakhir. Dialah Chen Guangcheng, aktivis hak asasi manusia asal Desa Dongshigu, Provinsi Shandong.
Ditemani dua diplomat Amerika yang dapat berbahasa Cina, Chen diantar ke Universitas New York, tempat ia akan menimba ilmu di Fakultas Hukum. “Saya yakin, betapapun sulitnya situasi, tak ada yang mustahil. Kesetaraan dan keadilan tak memiliki batasan,” kata Chen kepada wartawan di asrama Universitas New York di Greenwich Village, Manhattan.
Namun kegembiraan Chen memiliki pengorbanan. Hingga detik ini, ibu dan saudara-saudaranya berada dalam tahanan rumah sejak ia melarikan diri pada April lalu. “Saya berharap ada penyelidikan atas insiden ini,” ujar Chen, pilu.
Kepergian Chen dari negeri kelahirannya pun bisa jadi untuk selamanya. Meski ia tak meminta suaka politik di Amerika, pemerintah Cina akan mempersulit kepulangan Chen. “Saya rasa ia tak mungkin kembali ke Cina,” ujar profesor di Universitas Shandong, Sun Wenguang, kepada AFP kemarin. “Dia menyebabkan konflik internasional dan menarik perhatian pers dunia. Pemerintah Cina tak akan membiarkannya pulang dengan mudah.”
L CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS | SITA PLANASARI A
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya