TEMPO.CO, Kuala Lumpur -- Komisi Fatwa Nasional Malaysia mengharamkan umat muslim di negara itu berpartisipasi dalam setiap unjuk rasa yang bertujuan menggulingkan pemerintah dan menyebabkan gangguan di dalam negeri. "Kerusuhan menyebabkan gangguan dan kerusakan, itu dilarang dalam Islam," kata Ketua Komite Fatwa Nasional Malaysia Dr Abdul Shukor Husin, Minggu, 6 Mei 2012 lalu.
Husin menilai setiap muslim di Malaysia tidak dibenarkan mendukung gerakan yang menimbulkan kerugian, kegelisahan, atau keresahan. "Terlebih berpotensi memecah belah dan menimbulkan pertumpahan darah," katanya saat ditanya wartawan soal landasan pengeluaran fatwa.
Komite tampaknya melihat secara serius masalah unjuk rasa yang belakangan marak di Negeri Jiran itu. Gerakan Bersih 3.0, sebuah gelombang unjuk rasa besar yang digelar di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia, akhir bulan lalu, misalnya, meminta reformasi pemilu di Malaysia. “Fatwa ini bertujuan melindungi warga negara Malaysia dari kehancuran,” Husin menegaskan.
Gerakan Bersih 3.0 menilai fatwa yang dikeluarkan oleh Komisi Fatwa Nasional sebagai hal yang memalukan. Sebab agama telah digunakan untuk membela cara-cara kotor pemerintah dalam pemilu nantinya. “Fatwa ini jadi bahan tertawaan bagi kaum muda Malaysia,” ujar Hishamuddin Rais, salah seorang Ketua Komite Bersih 3.0, saat dihubungi Sandy Indra Pratama dari Tempo kemarin.
Komentar keras pun muncul dari pihak oposisi pemerintah. Kepala Ulama Partai Islam se-Malaysia (PAS) Harun Taib menilai fatwa yang dikeluarkan Komisi Fatwa Nasional Malaysia salah sasaran. Menurut dia, sebuah fatwa seharusnya mendukung penegakan suara kebenaran.
”Membedakan yang benar dan yang batil wajib hukumnya, bukan haram,” katanya, menanggapi diharamkannya demonstrasi bagi umat Islam di Malaysia, kemarin.
Tak perlu heran jika PAS berseberangan dengan Komisi Fatwa. Sebab mereka masuk dalam barisan oposisi pemerintah selama ini. Selain dalam soal fatwa, para ulama PAS kerap berseberangan dengan Komite Fatwa soal penanganan teror di Malaysia.
ASIAONE| MALAYSIA KINI| SANDY INDRA PRATAMA | SITA
Berita terkait
Malaysia Tangkap 2 Komandan ISIS Asal Irak
6 September 2017
Malaysia menangkap dua warga Irak yang diyakini komandan ISIS di Irak Selatan.
Baca SelengkapnyaHarapan Oposisi Jiran
23 Agustus 2017
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.
Baca SelengkapnyaWakil PM Malaysia Kutuk Pelemparan Sepatu ke Mahathir Mohamad
14 Agustus 2017
Wakil PM Malaysia Ahmad Zahid Hamidi menegaskan perbedaan pendapat dengan Mahathir Mohamad tidak membenarkan seseorang untuk melakukan kekerasan.
Baca SelengkapnyaMahathir Mohamad Dilempari Sandal, Sepatu dan Botol Saat Pidato
14 Agustus 2017
Mahathir Mohamad dilempari sandal, sepatu, botol bekas air minum, kembang api, hingga kursi di saat berpidato.
Baca SelengkapnyaPemimpin ISIS Asal Malaysia Beristerikan WNI Tewas di Suriah
21 Juli 2017
Pemimpin milisi ISIS asal Malaysia, Mohamad Fuzi Harun,tewas dalam serangan udara di Suriah.
Bom Kampung Melayu, Malaysia Tingkatkan Keamanan Perbatasan
28 Mei 2017
ISIS mengaku bertanggung jawab atas insiden bom bunuh diri tersebut.
Baca SelengkapnyaBersatu Lawan Najib, Mahathir Janji Kampanye Bebaskan Anwar
21 Mei 2017
Mahathir Mohamad telah menjanjikan dukungannya untuk kampanye pembebasan musuhnya di masa lalu, Anwar Ibrahim.
Baca SelengkapnyaDuh, Pengungsi Rohingya Minum Air Toilet di Malaysia
17 Mei 2017
Pengungsi Rohingya di Malaysia hanya diberi secangkir kecil air dan sedikit makanan, serta terpaksa minum air toilet.
Baca SelengkapnyaMuslim Moderat Malaysia Terusik dengan Ceramah Ekstrem Zakir Naik
11 Mei 2017
Organisasi muslim moderat Malaysia terusik dengan keberadaan
Zakir Naik yang ceramahnya dianggap ekstrem.
Kesebelasan Malaysia Tolak Bertanding di Korea Utara
10 Mei 2017
Kesebelasan Malaysia menolak bertanding untuk kualifikasi Asian Cup di Pyongyang, Korea Utara, 8 Juni mendatang.
Baca Selengkapnya