TEMPO.CO , New York: Berbagai upaya dilakukan untuk mengakhiri pertumpahan darah di Suriah. Istri Duta Besar Inggris dan Jerman di Perserikatan Bangsa-Bangsa kemarin merilis video berisi desakan kepada istri Presiden Suriah, Asma al-Assad, untuk membantu mengakhiri konflik di Suriah.
Asma, 36 tahun, dan ibu dari tiga anak, didesak untuk segera menghentikan dukungannya terhadap suaminya, Presiden Bashar al-Ashad.
“Bangkit untuk perdamaian, Asma. Berbicaralah sekarang. Untuk rakyatmu. Hentikan suamimu,” kata kedua istri duta besar itu lewat tayangan video berdurasi 4 menit yang kemudian ditayangkan di YouTube.
Di video tersebut, Asma ditampilkan bergaya glamor dikelilingi anak-anak Suriah yang tewas dan terluka akibat konflik berdarah. Selembar surat terbuka juga ditayangkan dalam video tersebut.
Penggagas video adalah Sheila Lyall Grant, istri Duta Besar Inggris untuk PPB, dan Huberta von Voss-Wittig, istri Duta Besar Jerman di PBB.
Video itu juga mengajak para penonton untuk menandatangani petisi yang mendesak Asma kelahiran London menegaskan penghentian pertumpahan darah. Petisi itu dapat diakses di situs www.change.org.”
Akibat konflik berdarah yang tak kunjung reda, Uni Eropa bulan lalu menjatuhkan sanksi kepada Asma berupa larangan terbang ke negara-negara Uni Eropa.
Setelah itu, Asma mengumumkan lewat e-mail bahwa ia berdiri di pihak suaminya. “Presiden adalah presiden Suriah, bukan untuk faksi di Suriah dan ibu negara mendukung perannya,” kata Asma.
Kedua istri duta besar itu menyesalkan perubahan sikap Asma yang dulu dikenal kritis di kalangan perempuan Arab. “Sebagai pemimpin perempuan Arab yang dulu bersuara keras, sebagai tokoh kesetaraan perempuan, dia tidak dapat bersembunyi di balik suaminya,” ujar Lyall Grant dan Wittig dalam pernyataan mereka.
Setahun lebih pertempuran terjadi di Suriah, PBB mencatat lebih dari 9.000 warga Suriah tewas. Sedangkan pihak berwenang Suriah mengatakan milisi yang didukung negara-negara asing telah menewaskan lebih dari 2.600 tentara dan polisi Suriah.
REUTERS | BBC | HUFFINGTON POST | MARIA RITA
Berita terkait
CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi
12 Januari 2018
Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.
Baca SelengkapnyaGadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB
18 Oktober 2017
Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.
Baca SelengkapnyaTujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah
13 Agustus 2017
Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal
Baca SelengkapnyaBeredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah
31 Juli 2017
Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah
28 Juli 2017
KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah
23 Juli 2017
Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah
Baca SelengkapnyaKedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri
17 Juli 2017
Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.
Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung
15 Juli 2017
Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah
Baca SelengkapnyaDokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis
14 Juni 2017
Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.
Baca SelengkapnyaHina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB
18 Mei 2017
Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.
Baca Selengkapnya