TEMPO.CO , Washington - Sebelas agen Dinas Rahasia (Secret Service) dan lima anggota dinas militer Amerika Serikat berada di bawah penyelidikan dan menghadapi teguran disiplin. Mereka ketahuan menggunakan jasa prostitusi saat menjalankan tugas pengamanan Presiden Barack Obama di Cartagena, Kolombia.
Terbongkarnya kasus ini bermula dari sebuah perdebatan sengit antara paling tidak satu pelacur dengan salah satu agen Secret Service pada hari Kamis. Hal itu menarik perhatian pihak berwenang lokal yang juga berada di di Caribe Hotel di Cartagena.
"Pemahaman saya, 11 agen dinas rahasia telah membawa wanita ke kamar mereka dan ada perselisihan pagi berikutnya ketika salah seorang wanita tidak mau meninggalkan ruangan," kata senator Peter King kepada ABC News. "Polisi setempat mendatanginya, dan ia tetap menolak untuk pergi sampai dia dibayar untuk jasanya. Jadi itulah yang memulai semua ini."
Prostitusi dewasa dilegalkan di Kolombia di zona-zona tertentu. Cartagena dan kota pesisir lainnya ada dalam zona yang diperkenankan dan wisata seks adalah salah satu daya tarik kota ini.
Setelah argumen di dalam ruangan, pihak hotel menelusuri siapa saja para tamu Amerika yang membawa wanita ke kamarnya. Saat itulah, sejumlah nama lain terseret.
Direktur Secret Service, Mark Sullivan, membuat keputusan yang cepat. Ia memulangkan seluruh personel, 22 orang, ke Washington dan mengganti dengan personel baru. Seorang sumber di unit itu menyatakan, selain prostitusi, mereka juga akan ditanyai tentang dugaan minum minuman keras berlebihan hingga mereka mabuk berat.
TRIP B | ABC NEWS
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya