Perangi Tembakau, Bloomberg Gelontorkan Dana Rp 5,4 Triliun  

Reporter

Editor

Kamis, 22 Maret 2012 21:30 WIB

Michael R Bloomberg

TEMPO.CO, Singapura - Wali Kota New York Michael Rubens Bloomberg menjanjikan tambahan dana sebesar US$ 220 juta atau Rp 1,84 triliun untuk memerangi penggunaan tembakau dan mengatasi krisis kesehatan di dunia. Pengumuman ini disampaikan multimiliarder ini usai menyerahkan Bloomberg Award pada konferensi dunia tentang tembakau dan kesehatan (WCTOH) ke-15 di Suntec City Convention Centre, Singapura, Kamis, 22 Maret 2012.

Tambahan dana tersebut, membuat multimilarder itu sudah menggelontorkan dana sekitar US$ 600 juta atau Rp 5,4 triliun untuk menjalankan misi perangnya itu, sejak 2002. Demikian ditulis dalam rilis yang diberikan Bloomberg Philanthropies, yayasan amal milik Bloomberg. "Saya akan terus melawan epidemi tembakau. Sudah 10 tahun saya memeranginya," kata Bloomberg, yang tampak menawan dengan dasi kuning dan pin bendera Amerika di jasnya, saat berpidato.

Ia menjelaskan, pihaknya fokus mendanai upaya mengurangi jumlah korban tembakau di negara berpendapatan rendah dan menengah. Hampir 80 persen perokok di dunia tinggal di sana. Sampai 2011, sebanyak 2,2 miliar orang di seluruh dunia diklaim terlindungi kebijakan pengendalian tembakau dan juga undang-undang yang melarang rokok di ruang publik, yang diberlakukan di 38 negara. "Kita tidak cuma bisa, tapi harus melakukannya," kata Bloomberg berapi-api.

Inisiatif Bloomberg pada prinsipnya mendukung upaya pemerintah sebuah negara serta lembaga swadaya masyarakat untuk menaikkan pajak tembakau, mendidik media dan warga mengenai dampak negatif tembakau. Inisiatifnya juga mendukung upaya sektor umum untuk mendidik dan melakukan perubahan. Ini mencakup pengawasan ketat kebijakan publik dalam penggunaan tembakau.

"Inisiatif Bloomberg, dan dukungan dari Bloomberg Philanthropies, telah mengurangi secara drastis jumlah orang yang dirugikan tembakau. Ini membuat perbedaan dan menyelamatkan jiwa dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin," ujar Matthew L. Myers, Presiden, Campaign for Tobacco-Free Kids, di kesempatan terpisah.

Data Bloomberg Philanthropies menyebutkan bahwa 1,2 miliar orang menjadi terlindungi oleh kebijakan pengendalian tembakau yang baru-baru ini disahkan di 30 negara. Kemudian sebanyak 18 negara yang jumlah total penduduknya hampir 750 juta jiwa telah mengesahkan undang-undang yang melarang rokok termasuk Brasil, Turki dan Pakistan.

Beberapa kota besar di dunia juga telah bebas rokok, termasuk Mexico City, Jakarta, dan Harbin City di China. Lalu 11 negara telah mengesahkan undang-undang peringatan bergambar di kemasan rokok dan 7 negara telah mengesahkan larangan iklan dan sponsor rokok. "Kemajuannya menggembirakan, kita tidak akan berhenti sampai bisa mencegah peningkatan jumlah kematian lebih dari enam juta per tahun, akibat tembakau," kata Bloomberg.

Heru Triyono

Berita terkait

Jaringan Pegiat Pengendalian Tembakau Sebut Jumlah Perokok Terus Meningkat

6 Desember 2023

Jaringan Pegiat Pengendalian Tembakau Sebut Jumlah Perokok Terus Meningkat

Peraturan Pemerintah 109/2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau sangat lemah.

Baca Selengkapnya

Perokok Meningkat, MTCN Imbau Kerjasama Kendalikan Produk Tembakau di Indonesia

29 November 2023

Perokok Meningkat, MTCN Imbau Kerjasama Kendalikan Produk Tembakau di Indonesia

Hasil survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2011 dan 2021 mengungkapkan meningkatnya jumlah perokok pasif menjadi 120 juta orang.

Baca Selengkapnya

IISD Nilai RUU Kesehatan Tak Menguatkan Regulasi Pengendalian Tembakau

23 Mei 2023

IISD Nilai RUU Kesehatan Tak Menguatkan Regulasi Pengendalian Tembakau

IISD mengatakan RUU Kesehatan seharusnya jadi momentum untuk menguatkan regulasi dalam pengendalian tembakau yang gagal mengeliminasi darurat perokok.

Baca Selengkapnya

PBHI Anggap Kebijakan Pengendalian Tembakau Masih di Bawah Standar HAM

30 Juni 2022

PBHI Anggap Kebijakan Pengendalian Tembakau Masih di Bawah Standar HAM

Upaya pengendalian konsumsi tembakau masih di bawah standar, hingga kini belum ada regulasi yang mengatur peredaran dan penggunaan rokok elektrik.

Baca Selengkapnya

Bima Arya Gunakan Pandemi Covid-19 untuk Kampanye Antirokok

9 Desember 2021

Bima Arya Gunakan Pandemi Covid-19 untuk Kampanye Antirokok

Bima Arya menginstruksikan Satgas Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Kota Bogor memastikan tidak ada iklan rokok di pasar swalayan atau toko modern.

Baca Selengkapnya

Anak Muda Minta Revisi PP 109/2012 Disahkan untuk Lindungi Anak

17 November 2021

Anak Muda Minta Revisi PP 109/2012 Disahkan untuk Lindungi Anak

Enam anak muda itu meminta Presiden Jokowi tetap komitmen melindungi anak-anak dengan segera mengesahkan revisi PP 109/2012.

Baca Selengkapnya

Pembaharu Muda akan Buat Parade Mural untuk Dukung Penurunan Prevalensi Perokok

9 Oktober 2021

Pembaharu Muda akan Buat Parade Mural untuk Dukung Penurunan Prevalensi Perokok

Pembaharu Muda bekerja sama pemerintah daerah untuk mengoptimalkan pelaksanaan Perda Kawasan Tanpa Rokok dan penyadaran berhenti merokok.

Baca Selengkapnya

Dianggap Efektif Menurunkan Penjualan, Pemerintah Pastikan Naikkan Cukai Rokok

7 Oktober 2021

Dianggap Efektif Menurunkan Penjualan, Pemerintah Pastikan Naikkan Cukai Rokok

Melihat fakta tersebut, kata Sarno, Kementerian Keuangan memilih untuk menaikkan cukai rokok lantaran dinilai efektif mengendalikan konsumsi tembakau.

Baca Selengkapnya

Wartawan Tempo.co Jadi Pemenang Lomba Karya Tulis Soal Pengendalian Tembakau

16 Agustus 2021

Wartawan Tempo.co Jadi Pemenang Lomba Karya Tulis Soal Pengendalian Tembakau

Jurnalis Tempo.co Francisca Christy Rosana menjadi salah satu pemenang lomba karya jurnalistik 'Petani dan Buruh dalam Upaya Pengendalian Tembakau'

Baca Selengkapnya

Anak-anak Petani Tembakau Juga Berhak Hidup Sehat dari Asap dan Iklan Rokok

25 Juni 2021

Anak-anak Petani Tembakau Juga Berhak Hidup Sehat dari Asap dan Iklan Rokok

Anak-anak petani tembakau bertekad hidup sehat dari asap rokok meski orang tua mereka masih menanam tembakau.

Baca Selengkapnya