TEMPO.CO, Yangon - Pemerintah Myanmar mengancam akan menggugat jurnal berita setempat atas berbagai tulisan yang menyebutkan bahwa pemerintah telah membatasi kebebasan media dan menulis berbagai korupsi oleh sejumlah menteri berdasarkan undang-undang sipil.
Harian milik pemerintah Myanma Alin menyebutkan Menteri Pertambangan akan melakukan legal action melawan Voive Weekly, sebuah jurnal milik swasta yang menurunkan tulisan soal penyalagunaan dana bantuan. Menurut Alin, tulisan tersebut dapat "merusak citra menteri" dan menurunkan derajat kepercayaan masyarakat.
Sensor terhadap media Myanmar telah dihapus pada beberapa bulan terakhir ini setelah rezim militer melakukan kontrol ketat selama beberapa dekade. Pada waktu itu, banyak jurnalis dibui dan penerbitan swasta dilarang terbit lantaran tulisan yang berbau kritik terhadap pemerintah.
Voice Weekly dalam laporannya, Senin, 12 Maret 2012 menulis, "telah terjadi penyimpangan dana bantuan dalam jumlah ratusan juta kyat (mata uang Myanmar) oleh sejumlah menteri, termasuk Menteri Pertambangan. Seratus juta kyat setara dengan US$ 123 ribu (sekitar Rp 1,2 miliar).
Pemerintah sedang menyiapkan draf undang-undang baru untuk media dan secara bertahap akan melakukan sensor terhadap jurnal mingguan. Di Myanmar terdapat 150 media, termasuk di antaranya 50 majalah berita.
Pemimpin redaksi Voice Weekly, Kyaw Min Swe, menyatakan siap menghadapi rencana tuntutan tersebut. "Kami bekerja secara profesional. Tulisan kami tidak ditujukan kepada seseorang atau departemen tertentu," ujarnya kepada Reuters. "Kami tidak melaporkan sesuatu yang dianggap sensitif tanpa ada bukti dan data otentik."
REUTERS | CHOIRUL
Berita terkait
Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam
29 Januari 2021
Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi
Baca SelengkapnyaInvestigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya
10 Februari 2018
Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.
Baca SelengkapnyaMiliter Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku
27 September 2017
Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.
Baca SelengkapnyaDewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya
26 September 2017
Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.
Baca SelengkapnyaMyanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine
26 September 2017
Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.
Baca SelengkapnyaPengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida
25 September 2017
Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.
Baca SelengkapnyaBangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar
23 September 2017
Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.
Baca SelengkapnyaWarga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar
6 September 2017
Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.
Baca SelengkapnyaJet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan
5 September 2017
Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.
Baca SelengkapnyaBentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi
27 Agustus 2017
ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.
Baca Selengkapnya