TEMPO.CO , Kabul - Tentara AS yang dituduh membunuh 16 warga sipil diterbangkan dari Afghanistan ke Kuwait. Sumber NATO menyatakan, langkah itu diambil sambil menunggu proses pengadilan atas prajurit yang diduga alami depresi itu.
Pemindahan tentara yang identitasnya masih disembunyikan ini atas rekomendasi dari penasihat pasukan AS dan sekutu di Afghanistan, Jenderal John Allen. "Kami tidak memiliki fasilitas yang tepat di Afghanistan untuk menahan dia lebih lama lagi," kata Kapten John Kirby, juru bicara Pentagon.
Seorang pejabat pertahanan, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada CNN bahwa orang itu diterbangkan ke Kuwait, yang memiliki infrastruktur hukum militer dan personel untuk menangani tersangka.
Perintah NATO di Kabul mengatakan beberapa pejabat Afghanistan memperingatkan tentang pemindahan itu. Parlemen Afghanistan sebelumnya menuntut suatu pengadilan yang terbuka untuk tersangka, tetapi para pejabat AS mengatakan mereka akan menangani penyelidikan dan penuntutan sendiri.
Berita itu muncul setelah Menteri Pertahanan AS Leon Panetta mengunjungi tentara di sebuah pangkalan di Afghanistan. Ia menyebut penembakan itu dan pembakaran Alquran oleh tentara AS sebagai "hal yang sangat mengganggu".
"Kita harus belajar dari setiap kejadian sehingga hal itu tidak terjadi lagi," katanya. Ia menyebut insiden tragis itu tidak mendefinisikan hubungan antara pasukan koalisi dan rakyat Afghanistan.
Sebelum bertemu dengan Menteri Pertahanan Abdul Rahim Wardak, Panetta memuji kinerja pemerintah Afghanistan dalam menanggapi insiden-insiden itu. "Kami sudah melalui beberapa peristiwa yang sulit dalam beberapa minggu terakhir, namun tentara dan polisi telah mampu menjaga ketertiban dan telah mampu mengendalikan situasi," katanya.
Panetta terbang ke Afghanistan Rabu. Sebuah ledakan besar menewaskan delapan orang di provinsi Helmand, menyambut kedatangannya. Ledakan pinggir jalan besar menghantam sebuah minivan, dan menewaskan orang-orang di sekitarnya. Dalam insiden terpisah, sebuah bom sepeda motor meledak di Kandahar, menewaskan seorang agen intelijen penjaga keamanan Afghanistan yang mencoba menjinakkannya.
Taliban telah mengancam akan memenggal kepala orang Amerika dalam menanggapi penembakan hari Minggu, yang menewaskan sembilan anak, tiga wanita, dan empat pria. Presiden Afghanistan Hamid Karzai menyebut penembakan "tindakan teror dan tak termaafkan."
Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas
26 Agustus 2017
Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas
Empat orang milisi ISIS melakukan serangan beruntun berupa ledakan bom bunuh diri dan rentetan tembakan di masjid Syiah di Kabul. Sebanyak 28 orang tewas.