Di Korea, Ribuan Istri 'Impor' Gugat Cerai Suaminya  

Reporter

Editor

Kamis, 8 Maret 2012 16:04 WIB

Para wanita asing yang akan menikah dengan pria Korea Selatan. Tiap tahun, Korsel 'mengimpor' 25 ribu mempelai wanita.

TEMPO.CO , Seoul - Bukan rahasia lagi, tak sedikit pria Korea Selatan yang menikah dengan pengantin pesanan dari luar negeri. Kini sedikitnya 7.000 istri "impor" ini menggugat cerai suaminya. Seringkali masalah komunikasi yang dijadikan alasan, tapi tak sedikit pula yang bercerai karena alasan kekerasan domestik.

Lebih dari 25 ribu wanita asing masuk ke Korea setiap tahun sejak 2006 untuk menikahi pria Korea. Hingga September tahun lalu, jumlahnya mencapai 123.866. Lebih dari setengah atau 52,9 persen berasal dari negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Indonesia, dan Filipina.

Namun tak semua pernikahan berjalan mulus. Menurut Departemen Kehakiman, tingkat perceraian keseluruhan wanita Korea turun dari 65,7 per 1.000 pada 2006 menjadi 62,4 pada tahun 2010. Namun jumlah perceraian di antara istri migran naik dua kali lipat selama periode yang sama dari 3.933 menjadi 7.904.

"Penyebab paling umum dari perceraian adalah konflik atas perbedaan budaya, bahasa, dan usia. Konflik berakar dari penghinaan pria untuk wanita dari Asia Tenggara," kata Kwon Mi Kyung dari Pusat Dukungan Darurat untuk Perempuan Migran.

Penyebab lain meningkatnya tingkat perceraian adalah kini banyak wanita asing berpendidikan yang dinikahi pria Korea. Mereka lebih memahami hak-hak mereka baik di depan suami maupun hukum.

Wanita migran di Korsel menghadapi berbagai kesulitan. Menurut analisis pengaduan mereka ke pusat bantuan darurat bulan lalu, sekitar setengah dari perempuan itu mencari konseling untuk konflik dengan suami, kekerasan dalam rumah tangga, dan perceraian. Sebanyak 22,8 persen mengeluhkan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan hidup yang baru, dan 17,3 persen mengungkapkan perlakuan buruk atau prasangka di tempat kerja.

"Banyak perempuan migran yang datang ke sini sangat bergantung pada suami mereka karena mereka tak memiliki pengetahuan, baik dari sisi bahasa maupun budaya," kata Kwon Oh-hee dari pusat dukungan lain bagi perempuan migran di Seoul. "Kita perlu membuat upaya yang lebih substansial untuk mendukung mereka, termasuk menyediakan tempat penitipan anak. Jadi, ketika dilecehkan atau bercerai, mereka dapat bekerja dengan nyaman untuk menghidupi diri mereka," katanya.

TRIP B | CHOSUN ILBO

Berita terkait

Warga Korea Selatan Kompak Gelar Boikot Produk Jepang

27 Juli 2019

Warga Korea Selatan Kompak Gelar Boikot Produk Jepang

Gerakan boikot produk Jepang di Korea Selatan semakin intensif dan diwarnai aksi vandalisme dengan merusak mobil-mobil buatan Jepang

Baca Selengkapnya

Pemerintah Korea Selatan Kurangi Masa Tugas Wajib Militer

31 Juli 2018

Pemerintah Korea Selatan Kurangi Masa Tugas Wajib Militer

Pemerintah Korea Selatan kurangi masa tugas wajib militer

Baca Selengkapnya

Rudal Taurus Korea Selatan Diklaim Ideal Hadapi Korea Utara

12 Oktober 2017

Rudal Taurus Korea Selatan Diklaim Ideal Hadapi Korea Utara

Rudal Taurus milik Angkatan Udara Korea Selatan ini dilengkapi dengan sistem antijam alias tidak bisa dibuat macet,

Baca Selengkapnya

5 Kecanggihan F-15K, Andalan Korea Selatan Hadapi Korea Utara

12 Oktober 2017

5 Kecanggihan F-15K, Andalan Korea Selatan Hadapi Korea Utara

Korea Selatan ikut mengirimkan pesawat tempur F-15K, andalannya dalam iringan pesawat pengebom kelas berat milik Amerika yaitu B-1B Lancer kemarin.

Baca Selengkapnya

Remaja Korea Selatan Tak Yakin Pecah Perang, Pilih Nikmati K-Pop

10 Oktober 2017

Remaja Korea Selatan Tak Yakin Pecah Perang, Pilih Nikmati K-Pop

Para remaja Korea Selatan menikmati hidup seperti biasa, berjoget, berkumpul dan menikmati band K-Pop favoritnya karena tidak yakin perang terjadi.

Baca Selengkapnya

Khawatir Perang Pecah, Warga Korea Selatan Borong WarBag

27 September 2017

Khawatir Perang Pecah, Warga Korea Selatan Borong WarBag

Warga Korea Selatan memborong ransel untuk bertahan hidup saat perang atau WarBag menyusul meningkatnya ancaman perang nuklir di Semenanjung Korea.

Baca Selengkapnya

Ini Cara Warga Korea Selatan Hindari Ketakutan Nuklir Korea Utara

22 September 2017

Ini Cara Warga Korea Selatan Hindari Ketakutan Nuklir Korea Utara

You Jae Youn mengaku lebih banyak memikirkan pemenuhan kebutuhannya sehari-hari dibandingkan ancaman nuklir Korea Utara.

Baca Selengkapnya

58 Persen Warga Korsel Tidak Yakin Korut Akan memulai Perang  

9 September 2017

58 Persen Warga Korsel Tidak Yakin Korut Akan memulai Perang  

Rakyat Korea Selatan meminta pemerintah meningkatkan kemampuan teknologi pertahanan untuk menghadapi Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Terlalu Sering Main Golf, Penis Pria Ini Dipotong Sang Istri

3 September 2017

Terlalu Sering Main Golf, Penis Pria Ini Dipotong Sang Istri

Seorang istri memotong penis suaminya di Korea Selatan karena sang suami terlalu sering bermain golf.

Baca Selengkapnya

Pasukan Khusus Korea Selatan Dilatih Bunuh Kim Jong-un  

31 Agustus 2017

Pasukan Khusus Korea Selatan Dilatih Bunuh Kim Jong-un  

Korea Selatan tengah melatih pasukan khusus untuk melacak dan membunuh pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

Baca Selengkapnya