Pengadilan Perintahkan Penahanan Nasheed

Reporter

Editor

Jumat, 10 Februari 2012 04:04 WIB

Mohamed Nasheed (baju kuning). REUTERS/Dinuka Liyanawatte

TEMPO.CO , Male: Pengadilan di ibu kota Maladewa, Male, kemarin mengeluarkan surat penahanan terhadap presiden terguling Mohamed Nasheed dan mantan Menteri Pertahanan. "Menteri Dalam Negeri bersumpah saya akan menjadi mantan presiden pertama yang mendekam seumur hidup di penjara," kata Nasheed sembari tersenyum kepada wartawan di rumahnya.

Ia mendesak masyarakat internasional untuk memberi perhatian pada konflik politik di Maladewa. "Saya berharap dunia bertindak cepat karena besok (hari ini) saya akan dipenjara," ujar Nasheed. Sebelumnya, pria 44 tahun itu baru saja bertemu dengan delegasi Negara Persemakmuran yang datang untuk menengahi krisis politik pasca-pengunduran dirinya, Selasa lalu.

Namun alasan penahanan Nasheed belum diungkapkan aparat berwajib. Untuk menghindari kondisi terburuk, istri dan dua anak Nasheed melarikan diri ke negeri jiran, Sri Langka. "Mereka telah berbincang melalui telepon dengan Presiden Mahinda Rajapakse," kata juru bicara Presiden Sri Lanka, Bandula Jayasekera.

Lembaga Amnesty International, dalam kesempatan terpisah, mendesak Presiden Mohammed Waheed Hassan menyelidiki kerusuhan setelah 2.000 pendukung Nasheed berunjuk rasa pada Rabu lalu. Lembaga ini menuding aparat keamanan menyerang demonstran yang melakukan pawai damai dan gagal melindungi mereka dari serangan kelompok anti-Nasheed.

"Pemerintahan baru harus menjamin kebebasan berekspresi dan berkumpul. Kami juga mendesak pengusutan serangan terhadap Nasheed dan demonstran lain," ucap Ketua Amnesty International, Sam Zarifi. Reeko Moosa Manik, anggota parlemen dan Ketua Partai Demokratik Maladewa, dipukuli polisi hingga tak sadarkan diri. "Nasheed dan anggota parlemen lain juga dipukuli," tutur anak Manik, Mudrikath Moosa.

Pejabat kepolisian Maladewa, Abdul Mannan Yousuf, berjanji akan menyelidiki tindak kekerasan oleh polisi. Namun aparat menuding unjuk rasa yang dipimpin Nasheed itu sebagai tindakan terorisme. Sebab, demonstran melemparkan bom, merusak sebuah stasiun televisi anti-Nasheed, bahkan sempat menguasai sepuluh kantor polisi sebelum akhirnya dibubarkan aparat. Sebanyak 49 orang ditahan, dan lima di antaranya anggota parlemen.

REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA | AP | SITA PLANASARI A

Berita terkait

Sri Lanka Menolak Kunjungan Kapal Selam Cina  

13 Mei 2017

Sri Lanka Menolak Kunjungan Kapal Selam Cina  

Sri Lanka tidak mungkin memberikan izin perbaikan kapal selam Cina, mengingat kekhawatiran India.

Baca Selengkapnya

Bunuh dan Culik Jurnalis, 5 Intelijen Sri Lanka Ditangkap

21 Februari 2017

Bunuh dan Culik Jurnalis, 5 Intelijen Sri Lanka Ditangkap

Polisi Sri Lanka menangkap lima anggota intelijen militer yang diduga membunuh editor suratkabar terkemuka negara itu dan jurnalis lainnya.

Baca Selengkapnya

Unjuk Rasa Tolak Zona Industri Investor Cina di Sri Lanka  

8 Januari 2017

Unjuk Rasa Tolak Zona Industri Investor Cina di Sri Lanka  

Unjuk rasa protes rencana pemerintah Sri Lanka membangun zona industri para investor Cina di atas lahan warga seluas 6,07 hektar.

Baca Selengkapnya

WHO Menetapkan Sri Lanka Bebas dari Malaria

5 September 2016

WHO Menetapkan Sri Lanka Bebas dari Malaria

Sri Lanka jadi negara kedua yang bebas malaria setelah Maladewa di wilayah kerja WHO kawasan Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor di Sri Lanka, 400 Orang Diperkirakan Tewas  

18 Mei 2016

Tanah Longsor di Sri Lanka, 400 Orang Diperkirakan Tewas  

Hampir 400 orang dikhawatirkan tewas terkubur tanah longsor, yang dipicu hujan lebat selama tiga hari di Sri Lanka.

Baca Selengkapnya

Batu Safir Bintang Biru Terbesar Dunia Ditemukan di Sri Lanka

6 Januari 2016

Batu Safir Bintang Biru Terbesar Dunia Ditemukan di Sri Lanka

Batu safir bintang biru yang ditemukan di sebuah tambang dekat Kota Ratnapura, Sri Lanka, bernilai sekitar US$ 100 juta (Rp 1,3 triliun).

Baca Selengkapnya

Pemilu Sri Lanka Memanas, 1 Orang Tewas

31 Juli 2015

Pemilu Sri Lanka Memanas, 1 Orang Tewas

Tragedi itu adalah tindakan kekerasan politik besar pertama yang terjadi sebelum pemilihan anggota parlemen.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Usir Intel India karena Campuri Politik  

20 Januari 2015

Sri Lanka Usir Intel India karena Campuri Politik  

Pejabat intelijen India itu diduga mendukung kampanye pemilu oposisi dari balik layar.

Baca Selengkapnya

Hormati Paus, Sri Lanka Bebaskan 572 Narapidana

17 Januari 2015

Hormati Paus, Sri Lanka Bebaskan 572 Narapidana

572 narapidana yang ditangkap karena pelanggaran ringan.

Baca Selengkapnya

Intoleransi Memanas, Paus Fransiskus ke Sri Lanka

13 Januari 2015

Intoleransi Memanas, Paus Fransiskus ke Sri Lanka

Paus dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan umat lintas agama, termasuk perwakilan umat Budha yang moderat.

Baca Selengkapnya