Danai Pro-demokrasi, Mesir Tuntut 19 Warga Amerika

Reporter

Editor

Senin, 6 Februari 2012 09:30 WIB

Para penonton berlarian turun dari tribun saat pertandingan antara klub al-Masry dan Al-Ahli masih berlangsung, di stadion Port Said, Mesir (1/2). Selain menginvasi lapangan, penonton yang rusuh pun membakar beberapa bagian stadion. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Kairo - Sebanyak 19 warga Amerika akan menghadapi tuntutan kriminal dengan tuduhan pendanaan grup pro-demokrasi. Langkah pemerintah Mesir yang diumumkan pada Ahad lalu itu dinilai provokatif dan dapat menghalangi bantuan Amerika ke negeri yang terkenal dengan bangunan piramidanya. Selain 19 warga Amerika, pemerintah Mesir juga menahan 24 pegawai lembaga swadaya masyarakat.

Padahal, sebelum penahanan ini, Mesir dan Amerika adalah dua karib selama tiga dekade. Tetapi, akibat langkah provokatif ini, Washington menjadi marah dan berencana membatalkan bantuan US$ 1,5 miliar untuk tahun ini.

Sabtu lalu, Sekretaris Negara Hillary Rodham Clinton telah memperingatkan Mesir tentang pembatalan bantuan tersebut. Kementerian Mesir melalui Mohammad Amr merespons peringatan Hillary tersebut dengan menyatakan bahwa pemerintah tidak bisa mengintervensi kerja aparat hukum.

"Kami berusaha terbaik, tetapi kami tidak bisa mencampuri proses investigasi saat ini," ujar Amr kepada wartawan pada Konferensi Keamanan di Munich, Jerman.

Penyelidikan kepada lembaga nirlaba di Mesir dihubungkan dengan gejolak politik yang melanda negara tersebut sejak penggulingan Husni Mubarak, sekutu dekat Amerika, selama lebih dari 30 tahun.

Target investigasi ini melibatkan sebuah lembaga yang terhubung dengan Amerika dengan kantor pusat di Kairo. Lembaga tersebut dipimpin oleh Sam LaHood, putra Sekretaris Transportasi Amerika Serikat Ray LaHood. Sam LaHood dilaporkan masuk dalam 19 orang yang menghadapi tuntutan.

Mesir telah melarang sejumlah organisasi nirlaba, termasuk milik LaHood, International Republican Institute. Akibat masifnya penangkapan ini, tercatat tiga warga negara Amerika yang masuk dalam penyelidikan kini berlindung di Kedutaan Amerika Serikat di Mesir.

Kini ke-43 orang tersebut dilarang meninggalkan Mesir. Belum ditentukan kapan mereka akan mulai menghadapi persidangan. Ancaman penjara yang menanti para aktivis tersebut antara tiga hingga tujuh tahun, tergantung tuduhannya.

AJC | WASHINGTONPOST | DIANING SARI


Berita terkait

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

8 September 2017

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu

Baca Selengkapnya

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

31 Agustus 2017

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.

Baca Selengkapnya

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

10 Agustus 2017

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir

Baca Selengkapnya

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

24 Juli 2017

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.

Baca Selengkapnya

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

15 Juni 2017

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.

Baca Selengkapnya

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

27 Mei 2017

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

8 Mei 2017

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad

Baca Selengkapnya

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

6 Mei 2017

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.

Baca Selengkapnya

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

5 Mei 2017

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.

Baca Selengkapnya

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

4 Mei 2017

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya