Staf Lokal Pengadilan Khmer Merah Tak Digaji

Reporter

Editor

Rabu, 1 Februari 2012 04:26 WIB

Mantan pejabat Khmer Merah Kaing Guek Eav yang dikenal sebagai "Duch" di Pengadilan Luar Biasa Kamboja di Phnom Penh, Kamboja (17/2). Duch dituduh telah melakukan pembunuhan masal. Foto: AP

TEMPO.CO , Phnom Penh: Sedikitnya 300 staf warga Kamboja, dari hakim, jaksa, hingga sopir, yang bekerja untuk pengadilan Khmer Merah tidak lagi mendapat gaji mulai Februari sampai Maret. Anggaran untuk membayar gaji staf lokal sudah tidak ada lagi.

Padahal, berdasarkan peraturan dalam pendirian pengadilan Khmer Merah itu disebutkan, pengeluaran dan gaji staf Kamboja harus disediakan dalam anggaran oleh pemerintah Kamboja. Namun dalam prakteknya tidak sesuai dengan peraturan.

"Pemerintah Kerajaan Kamboja memberikan kontribusi bantuan berupa air, listrik, keamanan, transportasi staf serta aktivitas luar, dan mereka membayarkannya secara tepat waktu," kata Huy Vannak, staf pengadilan bidang publik, kemarin.

Walhasil, gaji staf lokal dibayar oleh bantuan sukarela dari masyarakat internasional, seperti Jepang, Prancis, dan Australia. "Ini berpengaruh pada semangat mereka di pengadilan," kata juru bicara pengadilan, Neth Pheaktra, kemarin. Staf lokal, ujarnya, bergantung pada gaji untuk mendukung keluarganya.

Adapun gaji lebih dari 130 staf asing, ujar Pheaktra, dibayar oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Untuk mengatasi masalah seretnya gaji staf lokal, staf pengadilan akan berangkat ke New York, Amerika Serikat, pada bulan ini untuk bertemu dengan negara-negara donor dan mendiskusikan anggaran pengadilan untuk periode 2012-2013.

Menurut Pheaktra, dibutuhkan dana sekitar US$ 10 juta untuk membiayai kebutuhan staf lokal selama 2012. "Kami berharap negara-negara donor dapat menyediakan dana darurat untuk staf kami," ujarnya.

Pengadilan Khmer Merah didirikan pada 2006 untuk menyidangkan para pelaku kejahatan selama Khmer Merah berkuasa pada 1975-1979. Sekitar 2 juta rakyat Kamboja tewas dibunuh dan kelaparan pada masa itu.

Pengadilan yang mempekerjakan 480 staf itu telah menghabiskan sekitar US$ 150 juta sejak didirikan pada 2006. Selama itu pula baru satu kasus yang selesai disidangkan, yakni menghukum mantan kepala penjara selama 30 tahun penjara. Namun terdakwanya mengajukan memori banding yang sidangnya akan digelar Jumat mendatang.

Menurut sejumlah pengamat, pengadilan ini diduga diwarnai campur tangan politik, sehingga berjalan sangat lamban. Akibatnya berdampak pada membengkaknya anggaran.

Pekan lalu, Ketua Majelis Nasional untuk Komisi Keuangan dan Perbankan, Cheam Yeap, mengatakan pemerintah telah menyediakan anggaran khusus untuk pengadilan di luar anggaran nasional. Hanya, dia belum menerima proposal untuk pendanaan pada tahun ini.

TELEGRAPH | PHNOM PENH POST | MARIA RITA

Berita terkait

Hun Sen Bersumpah Pertahankan Jabatannya Hingga 10 Tahun Lagi

7 September 2017

Hun Sen Bersumpah Pertahankan Jabatannya Hingga 10 Tahun Lagi

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen minta semua warga asing tidak iri dirinya menjadi perdana menteri terlama di dunia.

Baca Selengkapnya

Janda Kamboja Percaya Anak Sapi Ini Jelmaan Suaminya

21 Juli 2017

Janda Kamboja Percaya Anak Sapi Ini Jelmaan Suaminya

Khim Hang, wanita Kamboja berusia 74 tahun ini percaya anak sapi itu adalah reinkarnasi suaminya yang wafat setahun lalu

Baca Selengkapnya

Hun Sen Ancam Perang Saudara Jika Partainya Kalah Pemilu

11 Mei 2017

Hun Sen Ancam Perang Saudara Jika Partainya Kalah Pemilu

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen mengancam perang saudara akan terjadi jika partainya tidak menang pemilu.

Baca Selengkapnya

Selebritas Kamboja Dilarang Tampil Setahun Gara-gara Terlalu Seksi

29 April 2017

Selebritas Kamboja Dilarang Tampil Setahun Gara-gara Terlalu Seksi

Selebritas Kamboja ini dilarang tampil selama setahun gara-gara terlalu seksi.

Baca Selengkapnya

Kamboja Larang Ekspor Air Susu Ibu

28 Maret 2017

Kamboja Larang Ekspor Air Susu Ibu

Pemerintah Kamboja mengeluarkan aturan larangan ekspor air susu ibu (ASI) dan menghentikan pengirimannya ke perusahaan Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Tak Sengaja Ancam PM Kamboja, Pria Ini Dihukum 2 Tahun Bui  

25 Februari 2017

Tak Sengaja Ancam PM Kamboja, Pria Ini Dihukum 2 Tahun Bui  

Seorang pria di Kamboja dihukum 2 tahun penjara gara-gara mengancam akan membunuh pemimpin negara itu lewat Facebook.

Baca Selengkapnya

Chevron Dipaksa Buka Video CCTV Penembakan Aktivis Kamboja

14 Februari 2017

Chevron Dipaksa Buka Video CCTV Penembakan Aktivis Kamboja

Pengadilan AS mengeluarkan surat paksa (subpoena) agar Chevron membuka rekaman CCTV tentang tewasnya aktivis Kamboja, Kem Ley.

Baca Selengkapnya

Yuk, Berkeliling Kamboja dengan Pengendara Ojek Cantik Ini

10 Februari 2017

Yuk, Berkeliling Kamboja dengan Pengendara Ojek Cantik Ini

Dengan moto "Mengantar Anda berkeliling bersama pengendara muda dan cantik," Moto Girl Tour kini menjadi salah satu usaha wisata di Kamboja

Baca Selengkapnya

Kamboja Akan Bangun Menara Kembar Tertinggi di Dunia

7 Januari 2017

Kamboja Akan Bangun Menara Kembar Tertinggi di Dunia

Dua perusahaan Cina sepakat membangun menara kembar 133 lantai atau 560 meter di Phnom Penh.

Baca Selengkapnya

Dua Eks Pemimpin Khmer Merah Dihukum Seumur Hidup

23 November 2016

Dua Eks Pemimpin Khmer Merah Dihukum Seumur Hidup

Pengadilan Kamboja yang didukung PBB membatalkan banding oleh dua mantan pemimpin Khmer Merah Nuon Chea dan Khieu Samphan.

Baca Selengkapnya