Berapa Kekayaan CEO Megaupload yang Disita?  

Reporter

Editor

Sabtu, 21 Januari 2012 17:23 WIB

Foto yang diambil dari udara ini memperlihatkan bangunan Dotcom Mansion, rumah milik Kim Dotcom, pendiri situs Megaupload.com di Coatesville, Selandia Baru, Sabtu (21/1). REUTERS/Nigel Marple

TEMPO.CO, Weliington - Polisi menggerebek sejumlah rumah milik King Dotcom, salah satu pendiri situs file-sharing, www.megaupload.com, yang ditutup pada Kamis, 19 Januari 2012. Selain rumah, polisi juga menyita sebuah mobil. Total nilai aset yang disita tersebut mencapai US$ 5 juta atau Rp 45 miliar.

Kim Dotcom sendiri sudah ditangkap Jumat lalu bersama para pekerjanya atas tuduhan memfasilitasi praktek pembajakan dan pencurian hak cipta. Megaupload memiliki basis di Hong Kong dan pemiliknya tinggal di Selandia Baru. Namun diduga ada sejumlah server mereka yang terdapat di Virginia, Amerika Serikat.

Juru bicara Kepolisian Selandia Baru, Grant Ogilvie, mengatakan mereka menyita sebuah mobil Rolls Royce jenis Phantom Coupe dan sejumlah Mercedes Benz, senapan laras pendek, dan sejumlah karya seni bernilai tinggi dari rumah Dotcom. Menurut polisi, uang yang disita disalurkan ke berbagai lembaga keuangan untuk kemudian diinvestasikan.

Media massa Selandia Baru melansir Kim Dotcom dan tiga pekerjanya akan diekstradisi ke Amerika. Mereka segera menjalani persidangan pada Senin, 23 Januari 2012.

Pengacara Dotcom mengajukan keberatan kepada media massa yang ingin mengambil foto atau video kliennya. Namun, saat penahanan, Dotcom menyatakan dirinya tidak keberatan untuk difoto atau direkam ke dalam video. "Karena memang tidak ada yang perlu disembunyikan," ujarnya.

Dotcom yang menjabat sebagai CEO Megaupload menetap di Hong Kong dan Selandia Baru. Ia berkewarganegaraan ganda, yaitu Finlandia dan Jerman. Pria berusia 37 tahun itu sebelumnya dikenal dengan nama Kim Schmidt atau Kim Tim Jim Vestor.

Dua pekerja Megaupload warga negara Jerman dan satu orang warga negara Belanda sudah ditangkap. Tiga terdakwa lainnya masing-masing asal Jerman, Estonia, dan Belanda, masih buron.

Penutupan Megaupload dan penangkapan para pengelolanya terjadi sehari setelah raksasa Internet di Amerika Serikat, seperti Wikipedia, Google, dan Reddit, menggelar protes terhadap Rancangan Undang-Undang Anti-pembajakan di Internet. Departemen Kehakiman Amerika Serikat menegaskan penutupan Megaupload sama sekali tak ada hubungannya dengan proses pembahasan RUU SOPA dan PIPA itu.

Organisasi Electronic Frontier Foundation (EFF), yang membela hak kebebasan berbicara dan hak digital di Internet, memprotes kejadian ini. ”Penerapan prosedur kriminal internasional seperti ini terhadap isu-isu kebijakan Internet menjadi preseden yang sangat menakutkan. Jika AS bisa menangkap seorang warga negara Belanda di Selandia Baru atas klaim (pelanggaran) hak cipta, akan ada apa lagi nanti?” ungkap EFF.

Sekelompok aktivitas peretas di Internet yang memprotes aksi penutupan juga mulai menyerang beberapa laman resmi milik lembaga pemerintah Amerika Serikat sebagai aksi balas dendam. Laman Biro Investigasi Federal AS (www.fbi.gov), Departemen Kehakiman AS (www.justice.gov), perusahan rekaman Universal Music (www.universalmusic.com), Asosiasi Film Amerika (www.mpaa.org), dan Asosiasi Industri Rekaman Amerika (www.riaa.com) dikabarkan diserang para peretas sehingga tak bisa diakses.

Hingga Sabtu, 21 Januari 2012 ,laman Universal Music belum bisa diakses. Adapun laman MPAA, FBI, dan Departemen Kehakiman AS sudah berfungsi. Kelompok aktivis peretas (hacktivist) di Internet, Anonymous, mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap laman-laman tersebut. Departemen Kehakiman AS berjanji akan menyelidiki pelaku penyerangan ini yang mereka kategorikan sebagai "aksi kejahatan".

THE TELEGRAPH | REUTERS | VOA | SATWIKA MOVEMENTI
Berita Terkait

Hacker Anonymous Sikat Situs Pemerintah
Peretas Serang Balik Amerika Serikat
SOPA-PIPA, FBI Memburu Petinggi Megaupload

Berita terkait

Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

22 Februari 2021

Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.

Baca Selengkapnya

Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

11 Juni 2018

Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

31 Mei 2018

Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.

Baca Selengkapnya

Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

24 Januari 2018

Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.

Baca Selengkapnya

Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

27 September 2017

Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.

Baca Selengkapnya

Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

27 Agustus 2017

Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.

Baca Selengkapnya

Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

10 Agustus 2017

Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?

Baca Selengkapnya

Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

10 Agustus 2017

Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?

Baca Selengkapnya

Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

12 Juli 2017

Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality

Baca Selengkapnya

Ingin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini

7 Juli 2017

Ingin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini

Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.

Baca Selengkapnya