Wanita Ini Dipecat karena Melewatkan Makan Siang

Reporter

Editor

Rabu, 18 Januari 2012 08:17 WIB

Ilustrasi makan sambil bekerja. casaluci.com

TEMPO.CO , Chichago - Sharon Smiley telah bekerja selama 10 tahun sebagai resepsionis dan asisten administrasi di sebuah perusahaan real estate Chicago sampai ia dipecat karena melewatkan makan siangnya pada suatu hari. Setelah pertempuran dua tahun, pengadilan banding di Illinois hari ini memerintahkan negara membayarkan tunjangan pengangguran yang menjadi haknya.

Smiley, 48 tahun, pada 28 Januari 2010 tetap di mejanya pada jam makan siang untuk menyelesaikan sebuah proyek yang ditugaskan oleh seorang manajernya. Smiley, yang telah melewati 10 kali ulang tahunnya bersama perusahaan itu, diperingatkan manajer yang lain bahwa sudah waktunya untuk pergi makan siang dan menjauh dari mejanya, tapi Smiley menolak anjuran itu. Manajer yang diamati Smiley bekerja pada spreadsheet di komputer, menjawab telepon, dan menanggapi pertanyaan oleh orang-orang yang mendekati mejanya, demikian menurut pengajuan dari pengadilan banding of Illinois.

"Aku tahu aku tak boleh makan siang di mejaku," kata Smiley. Di depan persidangan, ia mengaku pekerjaannya telah menjadikannya begitu stres hingga ia pernah mengalami stroke dan sempat berhenti bekerja selama hampir tiga bulan, mulai 13 Juli 2009.

Mengenai alasan pemecatannya, Direktur SDM Equity Lifedata-style Properties Inc, kantor tempat Smiley bekerja sebelumnya, menyatakan selama jam makan siang karyawan dibebaskan dari pekerjaan selama 30 menit. Kebijakan itu, katanya, telah diketahui seluruh karyawan. "Tidak mengikuti kebijakan itu akan menjadi pelanggaran terhadap hukum perburuhan Illinois," katanya.

Lokasi meja Smiley, katanya, sangat menonjol karena berada tepat di depan pintu utama kantor itu. Selain itu, Smiley beberapa kali kedapatan "banyak diskusi dan makan" di mejanya.

Setelah dipecat, Smiley tahu ia tidak memenuhi syarat untuk tunjangan pengangguran karena dia melakukan kesalahan yang berhubungan dengan pekerjaannya.

Dia mengajukan banding ke instansi terkait sebanyak tiga kali, namun ditolak. Karena itu, dia kemudian membawa kasusnya ke pengadilan.

Michael LeRoy, profesor hukum di University of Illinois di Urbana-Champaign, menyatakan seperti beberapa negara bagian, Illinois memiliki hukum yang mengharuskan majikan untuk memberikan karyawan istirahat makan siang. "Tetapi hukum tidak dapat dibaca sebagai majikan berhak untuk memecat pekerja yang menolak untuk istirahat dalam rangka untuk menyelesaikan pekerjaannya," katanya.

TRIP B | GMA

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya