TEMPO.CO, Sudan -- Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebutkan sebanyak 50 ribu penduduk Sudan Selatan meninggalkan rumah mereka untuk menghindari konflik berdarah. "Sekitar 10 ribu di antaranya bersembunyi di semak-semak sembari menunggu datangnya pertolongan," kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan PBB.
Pada pemandangan sehari-hari tampak sejumlah pemuda bersenjata dari suku Lou Nuer berbaris menguasai Kota Pibor. Negara bagian Jonglei ini merupakan kawasan yang menjadi basis seterunya, yakni masyarakat Murle.
"Ketegangan kian meningkat sejak kehadiran suku Lou Nuer di sekitar Pibor," kata Menteri Negara Bagian Jonglei, Isaac Ajiba, Senin, 2 Januari 2012.
Rumah-rumah terbuat dari rumbai atau beratap daun kering, menurut Parthesarathy Rajendran, seorang kepala para dokter tanpa batas (MSF) di Sudan Selatan, terbakar. Bahkan ribuan orang, jelasnya lagi, mengungsi, termasuk stafnya.
"Banyak staf kami bersembunyi di semak belukar dan kami juga mendengar klinik MSF dirusak serta dijarah," katanya kepada Al Jazeera. MSF, ungkapnya, merupakan lembaga kesehatan yang ada di seluruh dunia dan untuk beragam penduduk yang rentan terhadap serangan berbagai masalah medis.
"Oleh karenanya, kami sangat peduli pada orang-orang yang ada di dalam semak belukar. Mereka tidak memiliki akses untuk mendapatkan air bersih, kesehatan, dan makanan," ujarnya.
Pemerintah dan PBB telah memperingatkan kepada pihak-pihak yang bertikai bahwa kekerasan akan berbuntut pada "tragedi besar" yang dapat memaksa pasukan perdamaian hadir di sana.
"Kami mengkhawatirkan kondisi mereka. Mereka saat ini hidup dalam persembunyian di semak belukar tanpa air, pemondokan, dan makanan. Saya perkirakan jumlah mereka 20 ribu hingga 50 ribu orang," kata Lise Gande, Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Sudan Selatan, kepada Reuters. Menurut Gande, Senin, 2 Januari 2012, jumlah pasukan pemerintah di Pibor sebanyak 3.000 tentara dan 800 polisi.
Sementara itu Mark Akec Cien dari Dewan Gereja Sudan mengatakan banyak orang tewas dan terluka akibat bentrok antarsuku. "Situasinya sangat buruk, banyak korban luka berat dan melarikan diri ke kota," kata Cien dari ibu kota Sudan Selatan, Juba.
Dia menambahkan, lebih dari 30 orang tewas di Lukangol, sekitar 30 kilometer sebelah utara Pibor, kawasan yang dikuasai pejuang Lou Nuer sejak pekan lalu. Mereka membakar permukiman warga. "Sebanyak 80 orang terluka di sini."
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita terkait
Putus Hubungan dengan Qatar, Kepentingan Yaman Diwakili Sudan
21 Juni 2017
Sudan sepakat menerima permintaah Yaman.
Baca SelengkapnyaAmnesty: Sudan Selatan Bakar 2.000 Rumah Penduduk
1 April 2017
PBB mengkategorikan pembakaran rumah penduduk sebagai genosida.
Baca SelengkapnyaTNI Gelar Festival Layang-layang di Sudan
27 Februari 2017
Festival tersebut bertujuan menghibur para pelaksana misi perdamaian di Sudan di sela kegiatan rutin.
Baca SelengkapnyaPenyelundupan Senjata di Sudan, Polisi RI Bakal Dipulangkan
21 Februari 2017
Wakil Menlu Abdurrahman Fachir memastikan polisi RI yang dituduh menyelundupkan senjata di Sudan akan dipulangkan.
Baca SelengkapnyaPerampokan Sapi, Ribuan Orang Tewas di Sudan Selatan
5 Februari 2017
Kekerasan melanda desa-desa, perempuan diculik dan dibunuh.
Baca SelengkapnyaKeamanan Terkendali, Sudah Selatan Tolak Pasukan PBB
13 Januari 2017
Menurut Menteri Pertahanan Kuol Manyang Juuk, Sudan Selatan memang sudah tak perlu lagi pasukan PBB untuk melindungi pasukan regi
Baca SelengkapnyaTanpa Dakwaan, Sudan Bebaskan 6 Mahasiswa
21 Juni 2016
Para mahasiswa itu dicokok saat berlangsung kerusuhan di Univeritas Khartum yang melibatkan mahasiswa dan pasukan keamanan.
Baca SelengkapnyaPBB: Perempuan Dijadikan Upah Seks Milisi di Sudan
12 Maret 2016
Pemerintah Sudan Selatan menolak militernya menjadikan warga sipil sasaran serangan, namun berjanji akan melakukan invstigasi.
Kecelakaan Pesawat, Bayi Ini Satu-satunya Korban Selamat
7 November 2015
Bayi perempuan itu ditemukan ketika pasukan keamanan dan wartawan tengah berusaha mencari kotak hitam
Baca SelengkapnyaKecelakaan Pesawat di Sudan Selatan, 41 Tewas
4 November 2015
Cuaca buruk menyulitkan petugas mencari korban lainnya.