TEMPO Interaktif, Baghdad: Direktorat Travel Document Departemen Dalam Negeri Irak hingga kini sudahmenerbitkan sekitar 200 ribu surat perjalanan laksana paspor. Surat itu sangat berguna, terutama bagiwarga negara yang tidak memiliki paspor, atau paspor lamanya sudah habis. "Kami berikan surat perjalananitu untuk memudahkan para warga yang akan pergi ke luar negeri," kata Yassin Taher, Direktur TravelDocument. Kepada Tempo Interaktif, Yassin menyatakan bahwa surat itu bisa digunakan ke negara manapun, tapi hanya untuk sekali jalan pulang-pergi. Jika mereka ingin pergi lagi, maka harus minta surat perjalanan kedistrik-distrik terdekat. Sejak diberlakukan peraturan ini pada Oktober 2003 lalu, hampir setiap harimenumpuk sekitar 2500 surat perjalanan yang harus ditandatanganinya.Menurut Mayor Coleman, perwira Angkatan Darat Amerika yang menjadi pengawas program ini, ketentuan inidiberlakukan demi memudahkan rakyat Irak yang akan bepergian. "Kami ingin membantu rakyat Irak, karenamereka sudah hidup sulit sebelumnya," katanya. Itu makanya, pasukan koalisi akan membantu sepenuhnyasiapapun warga Irak yang memerlukannya. Bahkan, menurut Coleman, surat semacam itu bukan hanya untuk mereka yang akan pergi keluar negeri. "Merekabisa membawa surat itu ke rumah sakit untuk berobat," ujarnya. Memang biasanya, orang-orang berobat ke rumahsakit dengan gratis. Tapi dengan adanya surat keterangan tersebut, mereka akan lebih terbantu. Sementara Sahar, 35 tahun, masih merasa takut apakah surat perjalanan yang ditangannya bisa diterima di negaralain. Rencananya, ia akan pergi ke Dubai untuk menjenguk saudaranya yang sakit. "Tapi saya takut, apakah surat ini berlaku," katanya, sembari menunjukkan paspor yang sudah habis masa berlakunya. Namun demikian, Yassin menjamin bahwa surat yang dikeluarkannya akan diterima di negara manapun. Hanyauntuk Jordan, ia memang mendengar adanya sebagian warga yang ditolak melewati perbatasan. "Itu karenaJordan tidak bisa menerima semua orang Irak masuk ke sana," katanya. Baginya, itu wajar saja. Sebab, selama ini hampir semua orang Irak keluar masuk negeri 1001 malam itu dengan melalui Jordan. "Kami berharap pemerintah Jordan bisa lebih bijaksana," ujarnya. Rommy Fibri - Tempo