AS Mulai Tinggalkan Pangkalan Udara

Reporter

Editor

Senin, 12 Desember 2011 17:46 WIB

Bendera Pakistan. AP/Dar Yasin

TEMPO Interaktif, Karachi - Amerika Serikat (AS) memutuskan mengosongkan sebuah pangkalan udara di Shamsi, 320 kilometer arah barat daya Kota Quetta di Provinsi Baluchistan. Mereka menghindari perang udara dengan militan Pakistan. Sumber militer senior Pakistan mengatakan langkah ini sangat kecil dalam mengurangi dampak perang, Senin 12 Desember 2011.

Pengosongan ini dilakukan sejak 5 Desember lalu setelah insiden serangan pesawat tanpa awak yang menewaskan 24 tentara pakistan di perbatasan Pakistan-Afganistan. Pakistan pun mendesak AS meninggalkan pangkalan itu. "Di Shamsi hanya pemeliharaan dan pengisian bahan bakar, sedangkan operasinya dilakukan di perbatasan," kata sumber itu.

Dia juga mengatakan AS memiliki setidaknya dua basis lainnya di Afganistan yang bisa digunakan. Pasukan AS meninggalkan pangkalan udara sekitar pukul 12.15 waktu setempat melalui 21 penerbangan kargo dalam 10 hari terakhir yang membantu evakuasi.

Pakistan melihat pengosongan ini sebagai kemenangan yang signifikan. "Ini merupakan langkah besar politik, menegaskan tidak akan menoleransi setiap tindakan seperti itu lagi," kata sumber militer senior.

Pangkalan udara Pakistan telah digunakan oleh pasukan AS, termasuk CIA, untuk menyerang perkemahan yang dicurigai militan yang terkait dengan Al-Qaidah dan Taliban. Mereka menyerang dengan pesawat tak berawak yang dipersenjatai rudal.

Presiden Barack Obama meningkatkan kampanye pesawat tersebut setelah dia menjabat. Para pejabat AS mengatakan telah mengalami kesuksesan besar dalam menghancurkan kepemimpinan pusat Al-Qaidah dan kelompok militan.

Pihak berwenang Pakistan mulai mengancam personel AS dengan pengusiran dari Shamsi setelah penyerbuan terakhir pada Mei lalu terhadap Usamah bin Ladin di dekat Islamabad tanpa memberi tahu pejabat Pakistan. Perdana Menteri Pakistan Yusuf Raza Gilani, dalam sebuah wawancara dengan BBC, mengatakan Pakistan bisa mengambil tindakan balasan lebih lanjut, termasuk kemungkinan penutupan wilayah udara ke AS.

REUTERS | EKO ARI

Berita terkait

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

8 Agustus 2017

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

Taliban di Pakistan meluncurkan majalah propaganda untuk merekrut wanita bergabung dengannya.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

29 Juli 2017

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengundurkan diri dari jabatannya pada, Sabtu, 29 Juli 2017.

Baca Selengkapnya

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

13 Juli 2017

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

Diduga membuat dokumen palsu untuk menutupi keterlibatan dalam Panama Papers, Maryam Nawaz, putri Perdana Menteri Pakistan dirisak di Twitter

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

26 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

Korban tewas akibat ledakan truk pengangkut BBM di jalan raya Pakistan bertambah menjadi 153 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Baca Selengkapnya

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

26 Juni 2017

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

Sebuah bom yang menyerupai mainan meledak di barat laut Pakistan. Akibatnya, enam anak tewas.

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

25 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

Sekitar 123 orang tewas dalam sebuah ledakan truk pengangkut bahan bakar di jalan raya di Pakistan.

Baca Selengkapnya

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

19 Mei 2017

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

Seekor anjing di Pakistan dihukum mati setelah dinyatakan bersalah menggigit seorang anak.

Baca Selengkapnya

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

13 Mei 2017

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

Ibu Hamza meminta putranya mengikuti jejak ayahnya.

Baca Selengkapnya

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

8 Mei 2017

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

Salah satu yang diblokir oleh pemerintah India adalah saluran televisi milik pendakwah Islam kontroversial kelahiran India, Zakir Naik.

Baca Selengkapnya

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

3 Mei 2017

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

Keempat milisi Taliban diadili di pengadilan militer Pakistan karena terlibat terorisme.

Baca Selengkapnya