TEMPO Interaktif, SANAA: - Meski telah menandatangani keputusan untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden, pengaruh Ali Abdullah Saleh masih kuat di Yaman. Menurut ahli tentang Yaman, Ginny Hill, Ali masih mengendalikan pemerintahan lewat anggota keluarganya yang memegang posisi kunci di negara itu.
Anak laki-laki dan keponakan Ali, misalnya, memimpin sejumlah unit peralatan militer. Ia juga didukung oleh para pemimpin suku yang berkuasa penuh dan para komandan militer lainnya
Partai politik yang menyokong Ali, Kongres Rakyat Umum, juga masih mayoritas di parlemen Yaman. Adapun Wakil Presiden Yaman, Abd al-Rab Mansur al-Hadi, yang akan menggantikan Ali hingga pemilu usai, dianggap lemah karena tidak didukung secara penuh oleh para politikus maupun militer.
Sementara itu, jadwal pemilu parlemen yang direncanakan dilaksanakan 28 November mendatang diundurkan tanpa jelas tanggalnya. Sedangkan jadwal pemilu presiden baru akan digelar pada Juli 2012.
Ali memberi sinyal bahwa ia masih berkuasa di Yaman seusai menandatangani persetujuan untuk menyerahkan kekuasaannya kepada Hadi pada Rabu lalu (23 November). Ia mengatakan masih akan bekerja sama untuk memerintah Yaman.
“Tanda tangan ini tidak penting. Yang penting adalah niat baik dan dedikasi serius, bekerja loyal dengan partisipasi yang benar guna membangun kembali apa yang telah dirusak oleh krisis selama 10 bulan terakhir,” ujar Ali.
Duduk di sebelah Raja Arab Saudi Abdullah, Ali tersenyum lebar dan bertepuk tangan beberapa kali setelah menandatangani persetujuan mundur setelah 33 tahun memerintah Yaman. Surat persetujuan mundur itu digagas oleh Dewan Liga Arab. Dalam persetujuan itu, Ali dijamin tidak akan dituntut di depan hukum.
Hingga kemarin ribuan warga Yaman masih menggelar demonstrasi, yang menewaskan sedikitnya lima orang akibat ditembak oleh pasukan militer yang setia kepada Ali, dan menyebabkan 24 orang terluka.
Demo yang diorganisasikan oleh Walid al-Ammari itu menolak proposal Teluk Arab yang ditandatangani Ali dalam penyerahan kekuasaannya. Proposal itu dianggap bertentangan dengan tuntutan demokrasi di Yaman. Mereka juga menuntut agar Ali diadili.
“Kami akan melanjutkan protes di jalanan dan di ruang publik hingga kami mendapatkan semua tujuan yang telah kami perjuangkan,” Walid al-Ammari menegaskan.
GUARDIAN I AP I GULFNEWS I MARIA RITA
Berita terkait
Yaman Merugi Rp 700 Triliun Akibat Perang
26 Maret 2019
Yaman menderita kerugian US$ 50 miliar atau Rp 708 triliun sejak perang Yaman pecah pada wal 2015 silam.
Baca SelengkapnyaNGO Ungkap Korban Tewas Yaman 6 Kali Lebih Banyak dari Rilis PBB
15 Desember 2018
Organisasi non-pemerintah ACLED mengungkapkan korban tewas di Yaman enam kali lebih tinggi daripada data yang dirilis oleh PBB.
Baca SelengkapnyaPresiden Yaman, Hadi Perintahkan Pasukannya Serang Milisi Houthi
5 Desember 2017
Presiden Yaman, Hadi perintahkan pasukannya serang milisi Houthi di Sanaa dan janjikan pengampunan bagi yang keluar dari Houthi.
Baca SelengkapnyaHouthi Ambil Alih Ibukota Yaman Setelah Bunuh Eks Presiden
5 Desember 2017
Milisi Houthi mengumumkan pengambilalihan Sanaa, ibukota Yaman beberapa jam setelah kematian eks presiden Yaman Ali Abdullah Saleh,
Baca SelengkapnyaSerangan Udara Saudi Menyasar Hotel di Yaman, 60 Tewas
24 Agustus 2017
Sedikitnya 60 orang tewas akibat serangan udara koalisi Arab Saudi yang menyasar sebuah hotel di Arhab, Yaman
Baca SelengkapnyaArab Saudi Kerahkan Pasukan ke Aden Yaman
20 Agustus 2017
Sejumlah pejabat Yaman yang pro bekas presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi mengklaim bahwa Arab Saudi telah mengerahkan pasukan ke Aden, Yaman.
Baca SelengkapnyaPalang Merah Internasional Desak Saudi Hentikan Perang di Yaman
29 Juli 2017
Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Peter Maurer, mendesak Arab Saudi dan koalisinya mengakhiri perang di Yaman
Baca SelengkapnyaDalam Dua Pekan, 51 Warga Yaman Tewas Akibat Kolera
12 Mei 2017
Wabah kolera yang merebak di wilayah konflik Yaman selama dua pekan terakhir telah merenggut 51 nyawa warga.
Baca SelengkapnyaRekrut Milisi Baru, Al Qaeda Bikin Kuis Berhadiah Senapan AK47
12 Mei 2017
Berupaya merekrut milisi baru di Yaman, kelompok radikal Al Qaeda menggelar kuis berhadiah menarik, mulai dari senapan AK47 hingga laptop
Baca SelengkapnyaPeringati Dua Tahun Perang, Puluhan Ribu Warga Yaman Unjuk Rasa
27 Maret 2017
Puluhan ribu warga Yaman berunjuk rasa di ibu kota Sanaa untuk
memperingati dua tahun perang yang berkecamuk di negara paling
miskin di wilayah Arab