TEMPO Interaktif, MANILA: Mantan Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo berkeras melakukan kontrol kesehatan ke Singapura meski telah dicekal untuk bepergian ke luar negeri oleh Kementerian Hukum Filipina sejak Rabu lalu. "Dia memutuskan untuk menunggu tekanan darahnya normal, baru akan meninggalkan Singapura besok, Kamis," ujar juru bicara Gloria, Elena Bautista Horn.
Pencekalan ini dikenakan kepada Gloria dan suaminya, Jose Miguel Arroyo, terkait dengan banding lanjutan yang diajukan Kementerian Hukum, di bawah pemerintahan Aquino. Kementerian menuduh Arroyo dan suaminya melakukan korupsi dan kecurangan dalam pemilu. Selasa lalu Mahkamah Agung Filipina sempat menerbitkan surat perintah pencabutan pencekalan serta penghentian penyelidikan pendahuluan terhadap Arroyo dan suaminya.
Surat perintah ini diterbitkan atas dasar voting Pengadilan Tinggi Filipina, 8 banding 5, yang menerima banding Arroyo. Putusan pengadilan tinggi menyatakan pencekalan terhadap Arroyo menyalahi konstitusi. Sebab, dalam konstitusi Filipina, seseorang dapat dicekal apabila telah menjadi terdakwa di pengadilan.
Orang yang belum didakwa tidak dapat dirampas haknya untuk bepergian ke luar negeri, kecuali orang tersebut mengancam keamanan nasional, keselamatan publik, dan kesehatan.
Juru bicara Mahkamah Agung, Jose Midas Marquez, menyatakan Arroyo memiliki hak untuk mendapat bantuan hukum.
Marquez juga menyatakan surat perintah penahanan sementara atau temporary restraining order Arroyo dan suaminya telah dilaksanakan. "Ini hanya putusan sementara dari pengadilan yang konsisten terhadap konstitusi atas asas praduga tak bersalah," ujar Marquez. "Sebagai catatan, mereka sama sekali belum didakwa."
Meski pernyataan ini sudah keluar dari mulut Marquez, Mahkamah Agung memutuskan untuk membahas khusus isu mengenai surat penahanan sementara Arroyo. "Kami akan membahas kembali soal adanya dugaan pembangkangan," kata Hakim Agung Renato C. Corona.
l CHETA NILAWATY | INQUIRER | MANILA BULLETIN
Berita terkait
Abu Sayyaf Serang Permukiman Dinihari Tadi, 9 Warga Dibunuh
21 Agustus 2017
Sekitar 60 milisi Abu Sayyaf menyerang Kota Maluso di Pulau Basilian, Filipina selatan, dinihari tadi, menyebabkan 9 warga sipil tewas dan 10 terluka.
Baca SelengkapnyaDuh, Duterte Sebut Universitas Oxford Tempat Kuliah Orang Bodoh
27 Juli 2017
Duterte mencerca Oxford setelah universitas itu merilis hasil penelitian perihal sang presiden dan buzzer atau penggaung di media sosial.
Baca SelengkapnyaMelukis Gunakan Darah, Begini Hasilnya --Oops
8 Juli 2017
Kel Cruz, seniman asal Kota Quezon, Filipina menggunakan berbagai elemen unik termasuk darah untuk melukis
Baca SelengkapnyaFilipina Umumkan Presiden Duterte Masih Hidup dan Sehat
27 Juni 2017
Pemerintah Filipina akhirnya angkat bicara soal keberadaan Presiden Rodrigo Duterte yang belakangan diisukan sakit berat karena jarang terlihat.
Baca SelengkapnyaMiliter Filipina: Militan ISIS di Marawi Menyamar Jadi Pengungsi
29 Mei 2017
Sejak peperangan berlangsung, hampir 200 ribu penduduk Marawi mengungsi ke Iligan berjarak sektar 38 kilometer ke arah utara.
Baca SelengkapnyaLelucon Kontraversial Duterte, Izinkan Tentara Perkosa 3 Wanita
28 Mei 2017
Presiden Rodrigo Duterte dengan nada bercanda, membuat lelucon bahwa anggota militer dapat memperkosa sampai 3 wanita.
Baca SelengkapnyaSituasi Marawi Mencekam, KJRI Terus Berkomunikasi dengan WNI
27 Mei 2017
Iqbal menjelaskan ke-17 WNI dalam keadaan baik tinggal di Kota Marawi.
Baca SelengkapnyaGereja Filipina: Duterte Terapkan Darurat Militer Lawan ISIS
25 Mei 2017
Uskup memperingatkan warga Marawi agar berhati-hati dan bekerjasama dengan militer.
Baca SelengkapnyaMelawan ISIS, Militer Filipina Lancarkan Serangan ke Marawi
25 Mei 2017
Angkatan Bersenjata Filipina mengerahkan sekitar 100 pasukan didukung oleh helikopter guna merebut Marawi dari tangan Maute.
Baca SelengkapnyaIni Profil Kelompok Maute, Pelaku Serangan Marawi
24 Mei 2017
Kelompok Maute yang juga dikenal sebagai Dawlah Islamiya Filipina kini menjadi sorotan atas serangannya terhadap Kota Marawi, Selasa lalu.
Baca Selengkapnya