Putra Mahkota Saudi Wafat  

Reporter

Editor

Minggu, 23 Oktober 2011 05:40 WIB

Menteri Luar Negeri AS, Hillary Rodham Clinton disambut oleh Menteri Luar Negeri Saudi Arabia Pangeran Saud Al-Faisal saat tiba di Bandara Internasional King Khalid di Riyadh, Saudi Arabia, Senin (15/02). Hillary Clinton akan bertemu dengan Raja Abdullah dan Menteri Luar Negeri Saudi Arabia. AP Photo/Hassan Ammar

TEMPO Interaktif New York - Ahli waris takhta Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Sultan bin Abdul Aziz, kemarin wafat di Rumah Sakit Presbyterian, New York, Amerika Serikat. Saudara tiri Raja Abdullah bin Abdul Aziz ini wafat di usia 85 tahun akibat kanker usus besar menahun.

Ia bolak-balik berobat ke Swiss, Maroko, dan Amerika sejak divonis menderita kanker pada 2004. "Dengan duka mendalam, Pengawal Dua Masjid Suci Raja Abdullah bin Abdul Aziz menyatakan belasungkawa atas wafatnya Pangeran Sultan saat fajar karena sakit," demikian pernyataan resmi Kerajaan Arab Saudi sebagaimana dilansir televisi Saudi.

Mahkamah Agung juga membenarkan wafatnya Deputi Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan itu. Stasiun televisi Saudi menyelingi siaran rutin kemarin pagi dengan menyiarkan pembacaan Al-Quran yang disertai tayangan gambar Kakbah di Mekah, tempat suci pertama umat muslim.

Seorang diplomat, seperti dikutip kantor berita Prancis, AFP, mengatakan Pangeran Sultan sebenarnya sudah wafat secara klinis sejak sebulan lalu. "Selama ini hidupnya ditopang secara medis," ujarnya. Diperkirakan Pangeran Nayef bin Abdul Aziz, 77 tahun, bakal menjadi calon penerus takhta kerajaan yang kaya akan minyak di Timur Tengah tersebut.

Pangeran Sultan adalah anggota keluarga paling berpengaruh di Saudi. Ia dikenal sebagai satu dari ketujuh Sudairi. Ketujuh Sudairi adalah putra-putra Ibn Saud dari istri yang paling berpengaruh, Hassa binti Ahmad al-Sudairi. Ibn Saud tak lain adalah pendiri Kerajaan Arab Saudi. Putra tertua dari ketujuh anak itu adalah Raja Fahd, yang wafat pada 2005. Fahd kemudian digantikan Abdullah.

Sultan mulai masuk kancah politik di Saudi saat ditunjuk sebagai Gubernur Riyadh serta menjadi Menteri Pertahanan dan Penerbangan pada 1963. Dia otak di belakang modernisasi sistem pertahanan dan Angkatan Bersenjata Arab Saudi. Ia mengucurkan miliaran dolar Amerika Serikat yang membuat Saudi menjadi konsumen persenjataan terbesar di dunia.

Sultan juga berperan penting dalam mengembangkan maskapai penerbangan nasional, Saudia. Ia sangat mendukung hubungan dengan Amerika meski mendapat berbagai tantangan pascaserangan terorisme ke menara kembar gedung WTC di New York pada September 2001. "Putra Mahkota adalah pemimpin yang kuat dan teman baik Amerika selama bertahun-tahun," kata Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton.

Adapun Nayef saat ini menjabat menteri dalam negeri dan memegang kendali atas pasukan keamanan sejak 1975. Sementara Sultan dekat dengan Barat, Nayef diyakini lebih dekat dengan para ulama konservatif aliran Wahabi. Ia sempat jengkel ketika Barat menyebut pelaku pembajak pesawat yang ditabrakkan ke menara WTC warga Saudi.

Nayef juga membantah tudingan milisi yang setia kepada pemimpin Al-Qaidah, Usamah bin Ladin, berkeliaran di Saudi. "Saya tak bisa bilang bahwa operasi telah berakhir," kata Nayef pada April lalu, setelah pasukan keamanan di sana berhasil merobohkan 15 tersangka teroris.

Walhasil, ia pun menjadi sasaran kemarahan kelompok militan. Nayef, yang ketika Sultan sakit pada 2009 diangkat menjadi Deputi Perdana Menteri II, kerap menjadi ganjalan bagi reformasi yang digelar Raja Abdullah. Ia semisal menentang perempuan mengemudi di Saudi. "Terlalu dini," ujar calon penerus Raja Abdullah yang berusia 90 tahun--yang baru saja menjalani operasi punggung awal Oktober lalu.

Pemakaman Pangeran Sultan dijadwalkan berlangsung pada Selasa nanti setelah jenazahnya dipulangkan dari New York. Generasi pemimpin Saudi kini rata-rata berusia 70-80 tahun.

AP | GUARDIAN | REUTERS | ANDREE PRIYANTO

Berita terkait

Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

13 November 2017

Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

Arab Saudi masuk daftar hitam PBB untuk kasus pembunuhan anak-anak di Yaman yang jumlahnya mencapai 683 anak.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

25 Oktober 2017

Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

Pengadilan Arab Saudi membebaskan Grup Saudi Bin Laden dari kewajiban membayar kompensasi kepada korban crane jatuh di Mekah tahun 2015.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

25 Oktober 2017

Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

Putra mahkota mengatakan Arab Saudi akan mengembalikan agama Islam menjadi moderat dan berpandangan terbuka terhadap semua agama.

Baca Selengkapnya

Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

6 Oktober 2017

Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

Raja Salman dan Putin bersepakat Saudi membeli senjata sistem pertahanan udara S-400 senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

4 Oktober 2017

Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

Raja Salman akan berkunjung ke Rusia untuk pertama kalinya Kamis depan.

Baca Selengkapnya

Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

23 Agustus 2017

Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

Remaja berusia 14 tahun ditangkap polisi Arab Saudi akibat goyang Macarena di jalan

Baca Selengkapnya

Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

15 Agustus 2017

Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

Sebuah bocoran email mengungkap bahwa Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammad bin Salman menginginkan negaranya keluar dari perang Yaman.

Baca Selengkapnya

Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

15 Agustus 2017

Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

Abdallah Al Shaharani, penyanyi Arab Saudi ini melakukan gerakan dabbing dalam sebuah festival musik

Baca Selengkapnya

Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

14 Agustus 2017

Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

Arab Saudi minta bantuan Irak memperbaiki hubunganya dengan Iran.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

2 Agustus 2017

Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

Proyek ini dalam rangka mengurangi ketergantungan Arab Saudi akan pendapatan dari penjualan minyak.

Baca Selengkapnya